Mayoritas WNI yang berada di Israel menolak dievakuasi di tengah eskalasi konflik Israel dan Palestina. Hanya empat orang WNI yang bersedia meninggalkan wilayah tersebut.
Informasi itu disampaikan Direktur Perlindungan WNI Kemlu Judha Nugraha di kantornya, Jumat (13/10/2023). Judha menyebut sebagian besar WNI di Israel menolak dievakuasi lantaran merasa aman.
"Kemudian yang kedua, warga negara kita yang tinggal di wilayah Tepi Barat atau di wilayah-wilayah lain di Israel total ada 133. Nah, untuk yang 133 ini, kami sudah melakukan Zoom Meeting dengan mereka, menyampaikan situasinya dan sekali lagi menyampaikan imbauan bagi kita travel advisory agar mereka meninggalkan wilayah tersebut," kata Judha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun, berdasarkan informasi terakhir, dari 133 tersebut, hanya 4 yang ingin meninggalkan wilayah. Karena mungkin merasa aman," sambungnya.
Judha mengatakan pihaknya memang mempunyai tanggung jawab untuk memastikan kondisi WNI di luar negeri. Namun keputusan akhir dievakuasi atau tidaknya berakhir di WNI tersebut.
"Sekali lagi kami tegaskan bahwa tugas negara adalah mengamankan, melindungi warga negara kita dari wilayah berbahaya ke aman, sesuai dengan Undang-Undang 37 Tahun 1999 mengenai hubungan luar negeri. Namun sifatnya itu adalah by concept," ujarnya.
Judha menyebut Kemlu tak bisa memaksa, dan keputusan bersedia atau tidak dievakuasi menjadi hak masing-masing WNI. Judha menyebut tugas Kemlu adalah memberikan informasi mengenai asesmen tentang situasi keamanan di Israel.
"Kami tidak bisa memaksa, pilihan terakhir dipulangkan ke masing-masing WNI. Tugas kami adalah memberikan informasi mengenai asesmen situasi keamanan," tambahnya.
4 WNI dari Israel Dievakuasi ke Yordania
Sementara itu, jubir Kemlu RI Lalu M Iqbal menjelaskan empat WNI yang bersedia dievakuasi selanjutnya dibawa melalui Yordania. Evakuasi dilakukan Kemlu bersama KBRI Amman.
"Kemlu dan KBRI Amman sedang mengevakuasi empat WNI dari Tel Aviv menuju Yordania," ujar Jubir Kemlu RI Lalu M Iqbal kepada wartawan, Jumat (13/10).
Dia mengatakan evakuasi dilakukan lewat jalur darat. Dia mengatakan empat WNI itu sedang berada di perbatasan menuju Yordania.
"Setelah melalui evakuasi darat sekitar 2 jam, saat ini mereka sudah berada di perbatasan Jordan River Border Crossing/Sheikh Hussein. Mohon doanya agar mereka selamat masuk wilayah Yordania," ujarnya.
Baca berita selengkapnya di halaman berikutnya
Kemlu Siapkan 3 Jalur Evakuasi
Direktur Perlindungan WNI Kemlu Judha Nugraha menjelaskan pihaknya menyiapkan tiga jalur evakuasi untuk para WNI di Israel dan Palestina. Jalur darat pertama yakni melalui Amman, Yordania; kedua jalur darat menuju Kairo; dan terakhir udara yakni penerbangan menuju negara ketiga.
"Berbagai macam rute telah kami siapkan baik rute jalur darat menuju Yordania ataupun ke Mesir, atau menggunakan jalur udara menuju ke negara ketiga," kata Judha.
Dia mengatakan sudah ada 231 WNI yang telah berpulang ke Indonesia. Sebanyak 231 WNI itu sebelumnya tengah melakukan wisata religi di Palestina dan Israel.
"Nah, ini catatan untuk data wisatawan religi, jadi pada saat awal kami menyampaikan ada 231 pada saat itu kita terus komunikasi dan koordinasi dan fasilitasi dari 231 WNI yang melakukan wisata religi sudah dapat keluar dan masuk Yordania pada tanggal 9 Oktober. Selanjutnya sudah tiba di Indonesia dengan selamat," kata Judha.
Selain itu, ada 82 WNI yang telah berpindah ke tempat aman, yakni Yordania. Kemudian mereka nantinya akan terbang ke Indonesia.
"Kemudian 38 WNI telah keluar dari Yordania pada tanggal 11 dan seterusnya kembali ke Indonesia sampai saat ini. Kemudian 44 WNI pada hari berikutnya tanggal 12 juga sudah keluar, masuk ke Yordania lalu ke Indonesia," katanya.
Perang antara Israel dan Hamas meletus setelah Hamas melakukan serangan mendadak pada Sabtu (7/10). Milisi bersenjata Hamas menyerbu kota-kota kecil, kibbutzim--daerah kantong pertanian kecil--dan festival musik di Israel bagian selatan serta membunuh lebih dari 1.200 orang dan menyandera sekitar 150 orang lainnya.
Israel lalu membalas dengan serangan udara besar-besaran ke Jalur Gaza--daerah kantong Palestina berpenduduk 2,3 juta orang--dengan meratakan bangunan-bangunan di sana dan menewaskan lebih dari 1.400 orang, kebanyakan dari mereka adalah warga sipil.
Terbaru, Israel memerintahkan 1,1 juta penduduk di Gaza meninggalkan kawasan bagian utara wilayah itu dalam 24 jam. Israel juga mengancam akan membuat Gaza tak bisa kembali seperti semula.