Seorang mahasiswa baru Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo meninggal saat mengikuti kegiatan pengkaderan. Korban bernama Hasan Saputra Marjono (17) diduga tewas usai sempat mengalami penganiayaan.
Insiden itu terjadi di Desa Lompotoo, Kecamatan Suwawa Tengah, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, pada Minggu (1/10/2023). Polisi pun menyelidiki kasus usai adanya laporan dari keluarga korban. Berikut sederet hal yang diketahui:
1) Awal Mula Tewas Diduga karena Kelelahan
Mahasiswa baru IAIN Gorontalo, Hasan Saputra Marjono (17) meninggal saat mengikuti pengkaderan di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Hasan tewas usai diduga kelelahan saat perjalanan lintas alam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ini bermula sebelum penutupan kegiatan yang dilakukan yakni hiking (lintas alam) yang berjarak kurang lebih 1 km," ujar Kapolres Bone Bolango AKBP Muhammad Alli kepada detikcom, Selasa (3/10/2023).
Alli mengatakan korban dalam perjalanan mengeluh kelelahan hingga jatuh pingsan. Korban kemudian dibawa oleh panitia ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
"Diduga mahasiswa yang meninggal dunia tersebut kelelahan pada saat mengikuti kegiatan," terangnya.
Korban pun tiba di Rumah Sakit (RS) Alo Saboe sekitar pukul 16.40 Wita. Namun setibanya di rumah sakit, korban dilaporkan telah meninggal dunia.
2) Pihak IAIN Gorontalo Bentuk Tim Usut Kasus
IAIN Sultan Amai Gorontalo menyesalkan adanya mahasiswa barunya yang meninggal saat mengikuti pengkaderan. Pihaknya pun membentuk tim untuk mengusut penyebab tewasnya mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI) Fakultas Syariah itu.
"Tentu saja pihak kampus menyesalkan, dan secara proaktif akan memastikan kejadian ini bisa terungkap secara baik dan terang menderang, melalui tim kampus pembentukan pencari fakta yang sudah dibentuk oleh Rektor hari ini," ujar Dekan Fakultas Syariah IAIN Sultan Amai Gorontalo Ahmad Faisal kepada detikcom, Selasa (3/10/2023).
Ahmad menjelaskan tim pencari fakta tersebut melibatkan 7 orang. Tim itu sudah mulai bekerja mendalami adanya dugaan kekerasan fisik saat pengkaderan itu berlangsung.
3) Keluarga Lapor ke Polisi Nilai Ada Kejanggalan
Keluarga korban juga telah melaporkan peristiwa meninggalnya Hasan Saputra Marjono (17) itu ke Polda Gorontalo pada Selasa (3/10/2023). Polda Gorontalo mengatakan bahwa pihak keluarga menilai adanya kejanggalan terkait kematian korban.
"Kemarin saya sudah buat laporan polisi (LP) di Polda Gorontalo didampingi kuasa hukum," ujar kakak kandung korban, Moh Aprian Syahputra (26) kepada detikcom, Rabu (4/10/2023).
"Laporan polisi itu lebih merujuk keberatan pihak keluarga. Karena itu macam ada yang janggal atas meninggalnya almarhum," imbuhnya.
4) Sejumlah Saksi Telah Diperiksa Pihak Penyidik
Polisi mengusut kasus mahasiswa kematian IAIN Sultan Amai Gorontalo, Hasan Saputra Marjono (17) yang meninggal saat mengikuti pengkaderan di Kabupaten Bone Bolango. Polisi telah memeriksa 13 saksi dari panitia dan peserta pengkaderan.
"Ada 13 saksi sudah kami periksa," ujar Kapolres Bone Bolango AKBP Muhammad Alli kepada detikcom, Rabu (11/10/2023).
Alli mengatakan 13 saksi telah dimintai keterangan pada Selasa (10/10/2023). Para saksi terdiri dari 10 panitia dan 3 peserta yang ikut dalam pengkaderan. Namun Alli menegaskan kasus ini masih dalam penyelidikan. Pihaknya pun belum bisa memastikan keterlibatan panitia dalam kasus tersebut.
5) Dugaan Korban Sempat Mendapat Penganiayaan
Terbaru, polisi mengungkap adanya dugaan penganiayaan berupa kekerasan fisik yang dialami mahasiswa baru IAIN Sultan Amai Gorontalo yang meninggal saat mengikuti kegiatan pengkaderan. Korban diduga dipukul dengan menggunakan sandal.
"Ada pemukulan, tapi pemukulan dengan menggunakan sendal jepit," ujar Kapolres Bone Bolango AKBP Muhammad Alli kepada detikcom, Rabu (11/10/2023).
Alli mengatakan korban dipukul pakai sendal oleh panitia di bagian punggung hingga wajah. Polisi juga menemukan adanya tanda kekerasan di tubuh korban. Menurut keterangan saksi, korban sempat mengeluarkan darah di hidung.
Lebih lanjut Alli menyebut, korban juga sempat mengalami kekerasan fisik lainnya. Kekerasan tersebut berupa tindakan push up, kumoto atau berdiri setengah sambil kaki jinjit dengan tangan di depan.
Lihat juga Video 'Sederet Fakta Mahasiswi Tewas Diduga Bunuh diri dari Lantai 4 Mal di Semarang':