Islam, Kristen Hingga Yahudi

Makam Belanda di Surabaya (2)

Islam, Kristen Hingga Yahudi

- detikNews
Rabu, 18 Okt 2006 12:07 WIB
Surabaya - Ada sekitar 2.000 makam yang terdapat di pemakaman Belanda, Kembang Kuning, Surabaya. Di pemakaman khusus ini, ada prajurit Belanda yang beragama Islam. Mayoritas beragama Kristen. Ada juga yang Yahudi. Di bagian sudut barat terdapat puluhan makam prajurit Belanda yang beragama Islam dan berwarga negara asli Indonesia. Di makam tersebut, juga terdapat bagian pemakaman prajurit Belanda yang beragama Kristen, Budha, dan Yahudi. Patok makam dibuat berbeda sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing prajurit. "Di sini yang hanya ada satu yang beragama Yahudi. Itu yang tandanya patoknya bintang enam," ujar A.R.M Soekarjono yang menjadi kepala penjaga makam ini sejak tahun 2002 lalu, saat ditemui detikcom, Selasa (17/10/2006). Namun, Soekarjono menolak menjelaskan lebih banyak tentang sejarah makam tersebut dengan alasan prosedural. "Semua harus izin ke Oorlogsgraven Stichting di Jakarta. Setelah ada persetujuan, saya akan sangat terbuka untuk menjelaskan. Jadi saya mohon maaf," kata A.R.M Soekarjono yang cukup menguasai bahasa Belanda itu. Sebagai lahan yang mempunyai kekebalan diplomatik, di sekitar pagar luar makam terdapat tanda berupa tiang yang ujungnya berwarna merah putih dan biru. "Itu batas tanah luar tanah ini. Makanya jika masuk harus melalui prosedur karena ini bawah kekuasaan Kerajaan Belanda," terang A.R.M Soekarjono.Di bagian kantor administrasi makam tersebut juga terasa cukup nyaman. Sebuah bangunan berbentuk joglo sengaja disediakan untuk ruang para tamu maupun keluarga yang akan menengok makam leluhurnya. Tak hanya itu, para tamu bisa mengetahui sejarah makam maupun kegiatan yang ada dengan membaca semacam buku saku maupun brosur yang disediakan, tentunya semuanya berbahasa Belanda dan Inggris.Dan yang lebih menarik lagi, seolah ingin menunjukkan di Kerajaan Belanda tidak mengenal korupsi maupun pungutan liar, di salah satu sudut kantor di bagian Joglo itu terdapat tulisan yang mencolok ; 'No Tip'. "Kita memang tidak boleh menerima atau meminta uang kepada para keluarga maupun tamu," katanya.Dan ada lagi rambu peringatan yang ditempel di rumah dinas A.R.M Soekarjono. "Pekerja Dilarang Naik ke Atap." Nampaknya memang Kerajaan Belanda sangat menyayangi karyawannya dari risiko yang di luar bidang pekerjaannya. "Kita sangat disayang. Untuk memperbaiki atap jika rusak saja tidak boleh. Harus dikerjakan orang lain yang memang ahlinya," ungkap dia. Yang jelas, kehidupan A.R.M Soekarjono cukup sederhana, tapi berkecukupan. Sebagai penjaga makam, ia mendapat jatah rumah dinas dan sebuah sepeda motor. Konon gaji yang diterimanya juga cukup besar. Sayangnya dengan rendah hati, A.R.M Soekarjono menolak menyebut gaji yang diterimanya selama ini. (gik/asy)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads