Teknologi Pemadam Api Gedung Pertamina Berusia 30 Tahun
Rabu, 18 Okt 2006 08:52 WIB
Jakarta - Kebakaran yang melanda Kantor Pusat Pertamina membuat jajaran direksi mengambil pelajaran berharga. Akhirnya, Pertamina mengakui jika sistem pemadam kebakaran yang dimiliki gedungnya sudah ketinggalan zaman sehingga harus diubah total."Gedung yang saat ini, didesain dengan sistem pemadaman kebakaran teknologi 30 tahun yang lalu," kata Dirut Pertamina Ari H Soemarno dalam rilisnya kepada detikcom, Rabu (18/10/2006).Sehingga untuk berikutnya, akan segera dilakukan perbaikan gedung utama yang mengalami kebakaran menjadi lebih baik dengan konstruksi dan desain sistem pemadaman kebakaran untuk gedung tinggi dengan tekhnologi terakhir.Sementara para pekerja saat ini direlokasi aktifitas hariannya di gedung-gedung yang sudah ditetapkan Pertamina yaitu Gedung Annex (belakang gedung utama yang terbakar), Gedung Perwira 2, 4 dan 6 (depan gedung utama), Gedung Kwarnas.Lalu di Gedung Unit Pemasaran III Jl Kramat Raya 59, Gedung Perkapalan Yos Sudarso Jakarta Utara, Gedung Patra Jasa (Jl. Gatot Subroto) dan Gedung Pusdiklat Pertamina Simprug.Dalam rilis tersebut Ari juga mengatakan, jika arsip-arsip penting milik Pertamina selamat dari kobaran api. Karena data-data atau arsip tersebut telah direcovery dan di back up oleh masing-masing direktorat. "Pelayanan yang menggunakan jaringan komputer telah dapat berfungsi kembali sejak pukul 01.00 WIB tanggal 17 Oktober 2006, karena sistem dan data komputer tidak terbakar dengan pusat sistem penyimpanan data komputer tersebut berada ditempat yang aman," jelas Ari.Saat ini, lanjut Ari, Tim Laboratorium dan forensik Mabes Polri tengah melakukan penelitian di lokasi kebakaran. Dan sampai saat ini, Pertamina masih menunggu hasil penelitian dari tim Labfor Polri tersebut.Ari juga memaparkan, berdasarkan peninjauan yang dilakukan di lapangan, Direksi Pertamina melihat masih ada kemungkinan untuk segera mengaktifkan kembali aktifitas di gedung utama mulai dari lantai ground hingga lantai 17."Tapi terlebih dahulu akan di evaluasi oleh tim ahli struktur bangunan khususnya lantai 18, 19, 20 dan 21," papar pria bertubuh besar ini.
(ahm/ahm)