Fenomena cuaca panas terik masih terjadi di sebagian wilayah Indonesia, termasuk di Jakarta. Kondisi ini ternyata berimbas pada meningkatnya permintaan pemasangan air conditioner (AC).
Hartono (51), seorang teknisi AC di Jakarta, mengaku perbedaan cuaca mengakibatkan jumlah pemasangan yang berbeda. Ia mengatakan di cuaca yang panas, permintaan pemasangan AC meningkat.
"Kita bermain sudah lebih dari 10 tahun. Siklus itu akhirnya kebaca. Memang kalau cuaca panas begini, sangat-sangat laku. Beda kalau musim hujan, sudah pasti turun penjualan," ungkap Hartono ketika ditemui di Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Jumat (6/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hartono menyebutkan target harian pemasangan AC adalah 20 unit. Ketika musim panas, dalam satu hari tim teknisinya bisa melebihi target harian pemasangan AC.
"Bisa 25. Malah melebihi target. Musim panas begini kita sudah melebihi target tiap bulannya," ujar Hartono.
Hartono merasakan jelas perbedaan jumlah pesanan AC di dua musim yang berbeda. Ia mengatakan pesanan akan sedikit longgar pada musim hujan. Hal itu berbeda dengan musim panas yang sering penuh.
"Memang lebih gila di musim panas seperti ini. Karena di musim panas seperti ini, orderan hari Senin aja udah full (di hari Jumat). Biasanya kalau kita musim hujan order hari ini kemungkinannya masih bisa dipasang hari ini karena nggak sampai banyak orderannya," jelas Hartono.
![]() |
Selain Hartono, seorang teknisi AC bernama Rama (30), yang bekerja di wilayah Jabodetabek, menyatakan pelanggan terus berdatangan ketika cuaca panas.
"Job teknisi itu penuh," kata Rama.
Selain melakukan pemasangan AC, Rama memenuhi panggilan pelanggan untuk melakukan perawatan AC. Rama menjelaskan, dalam sehari, dirinya bisa mengerjakan hingga 10 tempat.
"Sehari bisa 3-5, kadang bisa 10 tempat," ucap Rama.
![]() |
Ketika cuaca panas, Rama kerap mendapatkan beberapa keluhan dari pelanggan. Salah satunya adalah kapasitas AC yang tidak mampu menghilangkan udara panas di dalam ruangan.
"Kalau untuk cuaca panas gini, mereka agak mengeluhkan yang biasanya pakai AC yang ukurannya 1,5 pk tapi ukuran ruangannya gede. Kalau di cuaca dingin kan nggak masalah ya. Tapi kalau di cuaca panas, emang nggak mampu," ujar Rama.
Rama bercerita ada juga pelanggan yang beralih dari penggunaan kipas angin ke AC. Hal itu dikarenakan cuaca panas yang tidak bisa ditahan.
"Iya, beberapa ada yang pindah (dari kipas angin ke AC). Biasanya itu mereka nggak kuat nahannya itu buat anak-anak. Kalau dewasa masih bisa nahannya. Tapi karena kebutuhan anaknya mungkin masih kecil, jadi beli AC," tutur Rama.
Seperti diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memprakirakan fenomena cuaca panas terik di sejumlah wilayah Indonesia dapat berlangsung sampai Oktober 2023. Bahkan peralihan musim bisa terjadi sampai November 2023.
"Kondisi fenomena panas terik ini diprediksi masih dapat berlangsung dalam periode Oktober ini," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, dilansir Antara, Sabtu (30/9).
Sebagian wilayah Indonesia, menurut Guswanto, akan memasuki periode peralihan musim selama Oktober sampai November 2023. Bagian wilayah Indonesia yang memasuki masa peralihan musim pada kurun itu kebanyakan diprakirakan bercuaca cerah pada siang hari.
Kondisi yang demikian, menurut Guswanto, membuat sinar matahari pada siang hari langsung sampai ke permukaan bumi tanpa halangan signifikan dari awan di atmosfer sehingga suhu udara di luar ruangan terasa sangat terik.
Simak juga Video: Epidemiolog Sebut Cuaca Panas Terik Bikin Produktivitas Menurun