Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin mengatakan kasus perundungan anak sudah darurat. Dia ingin Kementerian terkait bersinergi menangani kasus perundungan.
Hal itu disampaikan Ma'ruf usai peresmian Kawasan Pangan Nusantara (KPN) di Donggala, Sulteng, Rabu (4/10/2023). Dia mengatakan revolusi mental harus terus dilakukan.
"Kita sekarang memang terus mencari sebab, karena kita ingin membangun. Selain pintar, sehat, tapi juga berakhlak mulia, maka itu program revolusi mental ini akan kita galakan lagi, mulai dari keluarga, dari tempat-tempat pendidikan, masyarakat lainnya," ujar Ma'ruf.
Dia mengakui ada hal yang kurang diperhatikan oleh pemerintah terkait pendidikan anak. Makanya, lanjut Ma'ruf, perlu program dari sejumlah kementerian untuk mencegah perundungan.
"Karena memang ternyata ada hal yang kemarin kurang kita perhatikan betul sehingga terjadi ada perundungan, bullying ada segala macam, dan itu suatu masalah yang harus kita hadapi," jelasnya.
"Kita butuh program yang terintegrasi dengan ke semua Kementerian, pendidikan, Kementerian PPPA dan juga semua Kementerian dilibatkan dan sosial, karena masalah perundungan ini sudah kita anggap darurat," kata Ma'ruf.
Sebelumnya, marak kasus perundungan hingga kekerasan antar murid terjadi di beberapa wilayah, salah satunya di Cilacap. Selain itu, kasus bully yang baru-baru ini jadi sorotan viral terjadi di Balikpapan.
Siswa SMP berinisial AA (13) di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi korban bullying hingga 'di-smackdown' di masjid. Bullying terjadi setelah korban mengirim direct message (DM) Instagram ke pacar salah satu pelaku berinisial MR (13).
Kasat Reskrim Polresta Balikpapan Kompol Ricky Sibarani mengatakan aksi bullying itu terjadi di Masjid Darussalam, Balikpapan, Sabtu (23/9) lalu. Dia menyebut ada dua orang yang melakukan bullying terhadap AA, yakni MR dan KD (13).
Bullying dilakukan oleh MR lantaran tak terima korban mengirim pesan ke pacarnya. Ricky mengatakan ada kata-kata tak senonoh yang dikirim korban sehingga membuat pacar MR melapor.
"(Korban dan pacar pelaku) satu sekolah, ada kata-kata yang tidak senonoh (dari korban). Makanya ceweknya ngomong ke MR, MR lalu cari tahu ini (yang mengirim DM) siapa," ujar Kompol Ricky kepada, Senin (2/10).
(idn/yld)