Megawati Singgung Konflik Agraria: Banyak Sekali Persoalan Tanah Dikonversi

Megawati Singgung Konflik Agraria: Banyak Sekali Persoalan Tanah Dikonversi

Dwi Rahmawati - detikNews
Minggu, 01 Okt 2023 21:30 WIB
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) didampingi Ketua DPP Prananda Prabowo (tengah belakang) berfoto bersama wartawan sebelum penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDI Perjuangan di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10/2023). Rakernas IV PDI Perjuangan menghasilkan sembilan poin rekomendasi eksternal tentang kedaulatan pangan dan delapan rekomendasi eksternal tentang pemenangan pemilu. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/nz
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat menutup Rakernas PDIP (ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY).
Jakarta -

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menyoroti permasalahan konflik agraria atau tanah di Indonesia yang pada ujungnya dijadikan untuk kepentingan kelompok semata. Megawati menyebut lahan pertanian itu dipergunakan untuk membangun gedung hingga berdampak buruk bagi warga Indonesia sendiri.

"Muncul tadi seperti konflik agraria, saya tidak bisa mengerti katakanlah ini kan banyak sekali persoalan di masalah tanah karena dikonversi, dikonversi sepertinya untuk hal-hal yang lebih bagus, padahal tidak melihat sebuah visi ke depan," kata Megawati dalam pidato penutupnya di Rakernas ke-IV PDIP, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (1/10/2023).

Megawati menyebut jika satu hektar tanah pertanian digunakan untuk hal lain maka ada warga yang terdampak di sana. Ia mengatakan satu hektar tanah itu mestinya bisa memberi penghasilan bagi tiga keluarga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau satu hektar tanah pertanian itu diambil hanya untuk katakan membangun gedung dan lain sebagainya, berarti ada berapa keluarga saya hitung paling tidak ada tiga keluarga kemungkinan karena sudah kehilangan tanah, dia sulit untuk mendapatkan nafkah," ucap Presiden ke-5 RI ini.

"Kenapa? kemarin yang saya terangkan yang namanya Bung Karno memberi contoh dengan Pak Marhaen dia semua ada, hanya yang belum punya adalah apa? Kekuatan, kemandirian untuk lebih dari apa yang dia punya," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Megawati untuk mendapat kekuatan itu maka masyarakat Indonesia perlu bergotong royong. Sebelumnya Mega juga menyinggung dirinya heran menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) petugas partai lantas dituding macam-macam.

"Saya tuh sampai bingung lah kok saya bilang Pak Jokowi petugas partai, kader, lho kok saya diomongkan. Yang namanya katanya terlalu sombong. Itu adalah AD/ ART di partai, kita saya pun petugas partai lho, ditugasi oleh kongres partai untuk menjadi dipilih oleh kalian untuk bertanggung jawab sebagai ketua umum," ujar Mega.

"Saya pun kader, ndak mungkin orang lain itu tiba-tiba bisa jadi ketua umum karena terus siapa yang memilih kalau tiba-tiba orang luar yang dipilih itu dan itu melanggar AD/ART," pungkasnya.

(dwr/aik)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads