Namanya Nila Nur Akidah. Hatinya terpanggil mengurai ruwetnya macet di lintasan sebidang di dekat Stasiun Pondok Jati, Matraman, Jakarta Pusat.
"Karena kondisi jalan di sini, karena memang harus kita hati-hati," ucap Nila saat ditemui beberapa waktu lalu.
Nila tak sendiri. Ada beberapa rekannya yang ikut membantu. Bahkan Nila sampai membuat giliran waktu jaga di lintasan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dibagi menjadi 3 shift, pagi-siang-malam," katanya.
"Kalau untuk saya, kalau nggak dibantu rekan-rekan saya ya sulit karena kan di sini ada berapa arah. Karena bisa menyebabkan kecelakaan. Itu yang saya khawatirkan," imbuhnya.
Teriknya matahari ditambah kemacetan saat jam-jam tertentu membuat suasana perlintasan tersebut diwarnai riuh emosi pengendara. Nila dan teman-temannya kerap menjadi pelampiasan emosi tersebut.
Pengendara satu dan yang lain saling berebut ingin didahulukan sebelum kereta melintas. Tak jarang portal yang sudah tertutup dipaksa diangkat agar pengendara bisa melintas.
"Susahnya dari pengemudi itu sendiri, kadang-kadang kita atur jalan kebaikan dia, kadang dia ngerasa apa ya, kita dibilangnya apalah, kadang-kadang nggak sabarlah," ucap lelaki berumur 51 tahun tersebut.
Cukup sering ditemukan kecelakaan di lintasan tersebut. Dia pun meminta para pengendara memahami situasi.
"Kelalaian kecelakaan itu biasanya sering terjadi karena kelalaian si pengendara itu sendiri di saat pintu udah tutup dia nerobos," ucap Nila.
(rdp/dhn)