Kelompok mahasiswa dari berbagai kampus di Bandung, Jawa Barat menggelar aksi 'September Hitam'. Demonstrasi tersebut dilaksanakan di depan Gedung Sate Jl Diponegoro.
Diketahui, para mahasiswa membawa tiga tuntutan yang disampaikan dalam aksi 'September Hitam'. Berikut informasinya.
1. Mahasiswa Bandung Gelar September Hitam
Dikutip dari detikJabar, peristiwa terjadi pada Jumat (29/9) kemarin di depan Gedung Sate Jl Diponegoro. Ratusan mahasiswa datang berjalan kaki di depan Gedung Sate sekitar pukul 16.00 WIB. Mereka datang dengan membentangkan spanduk yang berisi berbagai macam tulisan dan menggunakan jas almamater masing-masing kampus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setibanya di depan Gedung Sate, massa berkumpul dengan membuat lingkaran di Jalan Diponegoro. Polisi yang sudah berjaga di lokasi pun mengalihkan kendaraan yang hendak melalui Jalan Diponegoro ini.
![]() |
2. Tiga Tuntutan dari Dago Elos sampai Krisis Tempat Sampah
Massa 'September Hitam' berorasi dan membakar ban di tengah-tengah jalan. Dalam orasinya, massa meminta pihak dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk datang keluar menemui. Korlap aksi 'September Hitam', Arya Pradana mengatakan, aksi ini digelar dengan tiga tuntutan utama.
"Ada beberapa tuntutan, pertama kasus HAM yang belum terselesaikan dan meminta Pj Gubernur untuk menekan ke pemerintah pusat," kata Arya saat diwawancarai.
Tuntutan kedua, Arya menyebut konflik agraria saat ini sedang jadi persoalan yang banyak terjadi di Indonesia seperti kasus Rempang hingga Dago Elos yang sempat menjadi sorotan.
"Masalah Rempang yang kita tahu persoalan agraria banyak menimpa Indonesia, juga Dago Elos," tegasnya.
Tuntutan terakhir, Arya menginginkan agar persoalan sampah di Bandung Raya dan Jawa Barat bisa ditangani dengan serius.
"Saat ini di Jabar kita krisis tempat sampah dan di beberapa tempat itu overload yang membuat sampah berceceran dan meminta Pj Gubernur untuk menyelesaikan," ujarnya.
Arya mengatakan, massa memberi waktu 4x24 jam kepada Pemprov Jabar untuk merespon tuntutan mahasiswa. Jika tidak, Arya menegaskan mahasiswa akan datang kembali dan bahkan duduki Gedung Sate Bandung.
"Ketika sekarang hari ini pemerintah tidak melakukan klarifikasi, layak bagi kita untuk menduduki gedung ini dan kita memberi waktu 4x24 jam untuk itu," tutup Arya.
3. Demo Sempat Memanas
Aksi 'September Hitam' yang digelar ratusan mahasiswa Kota Bandung di depan Gedung Sate, Jumat (29/9) sore sempat memanas. Massa membakar spanduk hingga melemparkan bom molotov ke area Gedung Sate.
Massa bergerak maju tepat ke depan gerbang Gedung Sate yang sudah diblokade dengan water barier hingga kawat berduri. Massa yang mendekat awalnya membuka barikade barier yang dipasang. Mereka juga memasang spanduk yang dibawa ke kawat berduri hingga melempar plastik berisi cairan.
Selain itu, massa juga menyalakan flare dan petasan hingga melempar bom molotov ke dalam area Gedung Sate. Petugas kepolisian yang awalnya berjaga di depan pagar, bergeser ke arah belakang.
Melihat Kota Bandung dari Jepretan Pewarta Foto:
Baca berita di halaman selanjutnya soal aksi September Hitam.
4. Massa Bersikeras Ingin Bertemu Bey Machmudin
Massa yang menggelar aksi demonstrasi 'September Hitam' menjebol gerbang Gedung Sate pada Jumat (29/9). Setelah masuk, massa langsung diajak berdialog oleh pihak kepolisian.
Setelah masuk ke pelataran Gedung Sate, pihak kepolisian langsung menemui massa. Mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Bandung ini diajak berdialog. Dialog dipimpin langsung Kapolrestabes Bandung Kombes Budi Sartono.
Dalam dialognya, massa bersikeras ingin menemui Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin. Massa ingin menyampaikan sejumlah tuntutan dalam aksi 'September Hitam'.
"Kami ingin Pak Bey dihadirkan disini menemui kawan-kawan. Kami menahan lapar untuk mendapat jawaban dan menyampaikan tuntutan kepada beliau," kata salah seorang mahasiswa.
5. Massa Membubarkan Diri
Massa 'September Hitam' yang menggelar aksi demonstrasi di Gedung Sate, Bandung, Jumat (29/9) akhirnya membubarkan diri. Massa memilih pulang karena tidak berhasil bertemu Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin.
Massa menyatakan, aksi ini bukan yang terakhir. Massa menyatakan akan kembali datang ke Gedung Sate untuk berupaya menemui Bey Machmudin.
"Ini bukan malam terakhir untuk berjuang, masih ada hari-hari lagi untuk bertemu. Maka dari itu ini bukan akhir perjuangan kita," tutup massa.