Di Depan Ribuan Wisudawan UT, Waka BPIP: Harus Punya Daya Ungkit Lebih

Di Depan Ribuan Wisudawan UT, Waka BPIP: Harus Punya Daya Ungkit Lebih

Zahra Fauziah - detikNews
Minggu, 24 Sep 2023 14:13 WIB
BPIP
Foto: Dok. BPIP
Jakarta -

Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Karjono menghadiri Seminar Akademik dan persiapan Wisuda di Gedung Universitas Terbuka Convention Center, Jakarta. Dalam sambutannya, ia mengenalkan yel yel UT dan Salam Pancasila kepada 1.650 lebih calon wisudawan.

Hal ini sesuai dengan tema seminar tersebut yakni "Pancasila Dalam Tindakan, Menuju Merdeka Belajar Kampus Merdeka". Ketua Ikatan Alumni UT Jakarta ini mengatakan Salam Pancasila merupakan salam kebangsaan yang diadopsi dari pekik 'Merdeka' yang ditetapkan oleh Bung Karno melalui Maklumat pada tanggal 31 Agustus 1945.

"Salam Pancasila bukan pengganti salam keagamaan, melainkan sebuah salam kebangsaan yang menyatukan," jelasnya dalam keterangan tertulis, Minggu (24/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengawali paparannya, Karjono membakar semangat para calon wisudawan untuk bangga menempuh pendidikan di Universitas Terbuka (UT). Saat ini terdapat 500.000 lebih mahasiswa UT di Indonesia dan sebanyak 6.700 dari Jakarta.

"Berdasarkan data dari BKN tahun 2019, ada 30.555 formasi CPNS yang dibuka, UT menduduki peringkat pertama 9.436 CPNS dalam jumlah mahasiswa yang diterima CPNS, mengungguli universitas lain seperti UGM 3.452 CPNS, UPI 3.318 CPNS, UNS 2.468 CPNS dan UNES 2.403 CPNS yang masuk dalam lima besar terbanyak,"paparnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, ia berpesan tentang pentingnya melanjutkan pendidikan meskipun dalam kondisi finansial yang terbatas. Menurutnya, memilih untuk tetap melanjutkan pendidikan merupakan pilihan yang lebih baik karena masih terdapat harapan di masa depan.

"Sekolah Kere Tidak Sekolah Kere, Lebih Baik Sekolah Kere karena masih ada yang diharapkan," ujarnya dalam basa jawa.

"Adik-adik mahasiswa kalian calon pemegang estafet kepemimpinan bangsa, harus semangat dan harus memiliki daya ungkit lebih, di hadapan Allah Tuhan Yang Maha Esa, harus berani tirakat," tuturnya.

Terkait hal ini, Ia juga mencontohkan lewat Ki Ageng Pengging yang puasa 7 tahun karena ingin anaknya jadi raja sampai akhirnya Joko Tingkir yang bergelar Hadi Wijoyo Jadi Raja Pajang.

"Pancasila dalam tindakan itu kita harus sekolah, belajar, dan terus menimba ilmu sampai akhir hayat. Namun, jika nanti kita sudah bekerja, kita harus kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, kerja tuntas dan kerja trengginas bekerja dengan penuh dedikasi, dan kerja dengan hati," tambahnya.

Karjono juga melanjutkan banyak aspek yang mengalami pelemahan setelah reformasi, misalnya di dunia pendidikan mata ajar dan mata kuliah Pancasila telah hilang. Selain itu, lembaga yang mendukung Pancasila juga turut dinonaktifkan.


"Hal ini antara lain Tap MPR II 1978 tentang Eka Pancakarsa atau P4 telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, 1 tahun kemudian Lembaga BP7 dibubarkan, dan UU 20 tahun 2023 tentang Sisdiknas menghilangkan mata ajar atau mata kuliah Pancasila. Ini merupakan situasi yang sangat memprihatinkan," ujarnya.

Untuk mengatasi hal ini, ia mengatakan pada masa Taufik Kiemas menjadi Ketua MPR, dibentuklah Empat Pilar Kebangsaan, yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945. Kemudian, gerakan Revolusi Mental, Bela Negara, Wawasan Kebangsaan, enam pilar pelajar Pancasila, dan dibentuknya UKP PIP yang direvitalisasi menjadi BPIP. BPIP merupakan lembaga dibentuk berdasarkan Perpres 7/2018 telah melakukan berbagai upaya Pembinaan Ideologi Pancasila.

"Salah satu inisiatif penting BPIP bersama Kemendikbud Ristek telah menerbitkan 15 buku ajar Pendidikan Pancasila mulai dari tingkat PAUD hingga perguruan tinggi," jelasnya.

Lebih lanjut, ia berharap Merdeka Belajar dapat meningkatkan pendidikan untuk persiapan bonus demografi 2045. Hal ini karena bentuk Pancasila Dalam Tindakan yang menerapkan pembelajaran 70% praktek dan 30% teori merupakan Merdeka Belajar, Kampus Merdeka Pancasila Dalam Tindakan.

"Melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Pancasila Dalam Tindakan, dimana mahasiswa diberikan kebebasan untuk berekspresi dan berinovasi, namun wajib berpedoman pada prinsip-prinsip 6 karakter pelajar Pancasila, yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME), dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Ini merupakan langkah positif untuk memajukan pendidikan yang berlandaskan Pancasila," tuturnya.

Karjono juga menegaskan semangat ini adalah langkah konkret menuju visi "kampus benteng Pancasila." Mahasiswa, sebagai agen perubahan masa depan memiliki peran penting dalam mempertahankan dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila di lingkungan kampus.

Menurutnya, kebebasan berekspresi, inovasi, serta dengan mengikuti prinsip-prinsip 6 karakter pelajar Pancasila, mereka dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga integritas dan kedaulatan Pancasila sebagai Ideologi Negara.

Terakhir, ia mengingatkan kepada mahasiswa UT untuk berhati-hati dalam bermedia sosial. Mahasiswa diharapkan tidak mudah percaya pada isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sumbernya.

"Jauhkan diri dari perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, seperti ujaran kebencian, radikalisme, tindakan terorisme, ekstremisme, dan ketidakjujuran," ucapnya.

Turut hadir dalam acara, Direktur UT Jakarta Edward Zubir, Wakil Ketua IKA UT Christine, beserta pengurus Tata Usaha Ibu Fadillah, Manajer Marketing dan Registrasi Sri Sukatini.

Lihat juga Video 'KuTips: Bikin Skripsi Jadi Gampang Pakai 3 Trik Ms Word Ini!':

[Gambas:Video 20detik]



(akn/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads