Kebakaran TPA Sarimukti sejak sebulan yang lalu berimbas pada penumpukan sampah di TPS-TPS Bandung, Jawa Barat. Tumpukan sampah di TPS ini berdampak bagi pedagang makanan yang jualan di sekitar lokasi TPS.
Dilansir detikJabar, Jumat (22/8/2023), salah satu yang terkena dampak adalah Santi (25), yang hanya bisa pasrah melihatnya. Sudah lima tahun ini dia berdagang warung di lapak sebelah TPS Cibeunying. Warungnya ini juga, sekaligus jadi tempat tinggal untuk Santi sekeluarga.
"Ya soalnya di sini dulu terima sampah dari Kelurahan Cihapit aja. Sekarang empat kelurahan ke sini semua buangnya," kata Santi sambil melihat alat berat mengangkut sampah-sampah, bersama putranya yang masih berusia 1,5 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Santi mengatakan sudah satu bulan penghasilan warungnya mandek. Santi memutuskan menutup warung karena tak ada pelanggan sama sekali yang mampir.
Terlihat dari luar etalase, hanya ada beberapa potong ayam dan sambal untuk jaga-jaga jika ada pembeli. Menurut dia, para pemulung biasa makan di warungnya dengan pilihan lauk yang lebih beragam, seperti ayam, mi, dan sayur.
"Jangankan mampir makan, lewat saja sudah tutup hidup jijik. Jadi ya tutup sebulan, lalatnya juga makin nggak keruan. Kalau normal itu ya nggak bau dan nggak ada lalat, bisa disemprot Baygon. Tapi kalau lagi numpuk, banyak lalat, bau, terus tiap pagi belatung itu pada merembet. Tadi ini udah diusir pakai taburan gula," ceritanya.
"Tapi ini udah sebulan nggak ada penghasilan, malah rugi ini mah Rp 1,5 juta lebih hilang. Karena buat makan, Rp 100 ribu ke pasar cuma dapat ayam sekilo sama bumbu udah. Ya udah lah pasrah kita diem aja, ya ada we gitu uangnya," lanjutnya.
Simak selengkapnya di sini.
(lir/idh)