Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur Achmad Fauzi Wongsojudo berhasil kembali menghidupkan sepak bola di Kabupaten Sumenep yang sempat mati suri. Di tangan orang nomor satu di Sumenep tersebut, kerinduan masyarakat terhadap kompetisi mampu terobati.
Fauzi memulainya dengan pembinaan pesepakbola usia dunia. Bersama Asosiasi Kabupaten (Askab) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Kabupaten Sumenep, ia menggelar turnamen usia 17 tahun (U-17) antar kecamatan.
Bertajuk Bupati Cup Antar Kecamatan U-17, kompetisi yang diadakan di Stadion Ahmad Yani ini dibuat sekaligus untuk menjaring talenta-talenta baru pesepakbola di Sumenep.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Turnamen ini dibuat untuk menjaring bibit muda sepak bola Kabupaten Sumenep, karena dengan pembinaan sejak dini, bisa melahirkan talenta muda pesepakbola," kata Cak Fauzi, dalam keterangan tertulis, Senin (18/9/2023).
Diharapkan, para pemain yang mengikuti turnamen ini dapat terus mengasah kemampuan, stamina, termasuk teknik dalam permainan sepak bola. Diharapkan, muncul nama-nama baru yang bisa membawa prestasi bukan hanya bagi Kabupaten Sumenep, tapi juga Madura dan Indonesia.
"Semoga dengan turnamen ini lahir atlet-atlet bibit-bibit muda untuk memperkuat tim sepak bola Kabupaten Sumenep, juga bisa menjadi bagian dari tim nasional Indonesia," tutur Fauzi.
Askab PSSI Kabupaten Sumenep menjadwalkan Turnamen Sepak Bola Bupati Cup Antar Kecamatan U-17 se-Kabupaten Sumenep, sejak 17 September-1 Oktober 2023, di Stadion Ahmad Yani Pangligur Sumenep.
"Peserta turnamen bukan dari klub anggota Askab, tapi pemainnya yang berusia 17 tahun bisa ikut mengatasnamakan kecamatan," jelas Ketua Askab PSSI Kabupaten Sumenep Febmi Noerdiansyah.
Camat berperan sebagai manajer tim untuk menentukan team pemain yang dibawa ke turnamen Bupati Cup antar kecamatan U-17. Manajer tim bisa memanggil pemain dari klub sepak bola yang berada di wilayahnya termasuk memanggil warganya yang memiliki potensi bermain bola untuk memperkuat timnya.
"Silakan, camat berkomunikasi dan berdiskusi dengan klub sepak bola di kecamatan untuk memilih pemain sebagai timnya yang berusia 17 tahun. Jadi intinya, para pemain tim kecamatan itu adalah putra daerah atau kecamatan setempat," pungkas Febmi.
(anl/ega)