Oleh sebab itu, Wahyu menerangkan yang utama adalah menjaga persepsi baik dengan memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat melalui kinerja tulus. Dan kerja tulus, tambah Wahyum, hanya bisa dilakukan apabila dilandasi dengan integritas konsisten sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat, serta landasan moralitas yang kokoh.
Wahyu menilai data hasil survei hanyalah merupakan potret persepsi masyarakat. Pada bagian akhir orasi ilmiahnya, Wahyu menyatakan doktrin universal polisi yaitu to protect and to serve telah dilengkapi dengan kata yang sangat filosofis dan mempunyai makna mendalam, yaitu 'mengayomi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk dapat mengimplementasikan peran mengayomi, menjadikan kinerja yang dilakukan tidak hanya berdasarkan kemampuan teknis profesional saja, tetapi harus dibarengi dengan integritas yang total. Dan hal ini hanya bisa dilakukan dengan adanya landasan moralitas yang kokoh," ujar Wahyu.
Terakhir, Wahyu menuturkan moralitas adalah modal utama untuk dapat memiliki integritas sebagai mind set dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
"Semuanya demi tujuan bersama, mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, dan polisi mempunyai peran penting karena harus mampu menjaga peradaban dalam dinamika kehidupan situasi global yang berubah cepat, penuh ketidakpastian, dan sangat kompleks," pungkas dia.
Wahyu dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap bidang Ilmu Pemerintahan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian dalam Sidang Senat terbuka, yang dipimpin oleh Ketua Senat Akademik sekaligus Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) Irjen Nico Afinta. Prosesi pengukuhan dilakukan oleh perwakilan Guru Besar STIK, Komjen Rycko Amelza Dahniel.
Pengukuhan Profesor Dr Albertus Wahyurudhanto dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pemerintahan dihadiri Guru Besar STIK yang juga Menkumham Profesor Yasonna Laoly, Ph.D, para pejabat Polri, TNI, pemerintahan, dan para guru besar tamu.
(aud/fjp)