Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengatakan tren kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) masih fluktuatif seiring dengan kondisi langit Jakarta membiru. Namun, Dinkes menyampaikan saat ini terjadi lonjakan pasien bergejala ringan berobat ke puskesmas.
"ISPA masih fluktuatif naik turun, trennya memang belum turun tetapi kita lihat itu ada pengaruhnya terhadap awareness masyarakat, yang berobat lebih banyak," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati di Grand Cempaka, Puncak, Bogor, Kamis (14/9/2023).
"Jadi kalau dulu batuk-batuk dikit ngobatin sendiri, sekarang mereka udah lebih (aware) karena kita kampanye terus, kalau ada keluhan datang ke faskes, jadi kunjungan yang di puskes meningkat. Nggak apa-apa. Kalau kunjungan masih di puskesmas kita harapkan belum parah. Jadi bisa cepat, lebih mudah diobati dan disembuhkan," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ani mengakui sejauh ini belum ada tren penurunan kasus ISPA. Namun, Ani meyakini meningkatnya kesadaran masyarakat melakukan pemeriksaan lebih dini dapat mencegah keparahan.
"Lebih ke kesadaran masyarakat untuk segera berobat ketika ada keluhan, ada hubungan dengan itu mungkin, kunjungannya juga meningkat, persentase ISPA terhadap kunjungan secara keseluruhan ya masih normatif, belum tren turun tapi nggak naik juga," jelasnya.
Lebih lanjut Ani menjelaskan ISPA memiliki gejala maupun diagnosis yang luas. Kendati begitu, Ani menyampaikan bahwa kondisi langit Jakarta yang kian baik tak langsung berdampak terhadap penurunan kasus.
"Karena ISPA itu kumpulan gejala, banyak jadi luas. Jadi memang luas rentang diagnosisnya. Kita bisa lihat sekarang situasi membaik, polusi membaik, tapi hubungan ke kasus kan ga langsung keliatan. Jadi ini masih kunjungan yang lain lain. Mungkin minggu depan kita bisa dapat perubahannya," ucapnya.
Seperti diketahui, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkap langkah yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas udara di Jakarta. Dalam sepekan terakhir, puluhan ribu liter air telah disemprotkan dari pesawat di langit Jakarta.
"Pemerintah terus berupaya untuk mengurangi polusi udara di wilayah ibu kota Jakarta, salah satunya dengan melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan metode water mist spraying menggunakan dua pesawat Cesna," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis.
Abdul Muhari menyebutkan upaya modifikasi cuaca untuk menekan polisi udara di Jakarta ini dilaksanakan oleh BNPB bersama BRIN, BMKG, TNI, dan pihak terkait lain di wilayah Jakarta. Operasi 'bilas polusi udara' Jakarta telah dilakukan dalam sepekan terakhir.
"Operasi ini telah dilaksanakan sejak Senin (4/9) hingga Senin (11/9) dengan durasi terbang selama 82 jam 50 menit dan membawa 70.500 liter air yang disemprotkan untuk membentuk evaporasi buatan di langit Jakarta," ucapnya.
Dia menjelaskan, dalam satu hari, setiap pesawat melakukan empat kali sorti di beberapa wilayah di Jakarta, antara lain Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara.
(taa/dwia)