Langit Jakarta yang sempat cerah berwarna biru kini kembali menjadi kelabu. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Subkoor Bidang Informasi Pencemaran Udara BMKG Taryono mengatakan kecepatan angin yang lambat menjadi salah satu penyebab polusi udara kembali memenuhi langit Jakarta.
"Bisa jadi seperti itu dan hari ini kecepatan angin juga lebih lambat dibanding kemarin," kata Taryono saat dihubungi, Rabu (13/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taryono mengatakan, berdasarkan pemantauan, polutan utama PM 2,5 setiap jam. Ia juga menyebut, dalam waktu 24 jam terakhir, kategori udara sedang lebih banyak ketimbang tidak sehat.
"Dari pemantauan konsentrasi PM 2,5 setiap jam nilai konsentrasi 2 hari terakhir lebih banyak kategori sedang ketimbang tidak sehat dalam kurun waktu 24 jam," tuturnya.
Menurutnya, hal ini terjadi lantaran peningkatan kecepatan angin. Angin yang cepat inilah yang membuat langit Jakarta cerah beberapa hari kemarin.
"Salah satu faktornya adalah karena terjadinya peningkatan kecepatan angin permukaan yang menyebabkan polutan tersebar ke luar wilayah Jakarta," ujarnya.
Langit Jakarta Kembali Kelabu
Diketahui sebelumnya, pantauan detikcom, Rabu (13/9/2023) dari kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pukul 12.11 WIB, langit Jakarta kembali abu-abu. Tidak pula terlihat awan putih.
Gedung-gedung tinggi di Jakarta terlihat kembali samar tertutup polusi. Cuaca terasa panas dan tidak terasa embusan angin.
Berdasarkan data IQAIR per pukul 12.21 WIB, kualitas udara di Jakarta siang ini dilaporkan tidak sehat. Tingkat polusi di Jakarta berada di poin 158.
Polutan utama di Jakarta saat ini merupakan PM 2,5. Untuk diketahui, PM 2,5 adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).
Situs IQAir menyatakan konsentrasi polutan PM 2,5 di Jakarta mencapai 69,1 Β΅g/mΒ³. Jumlah tersebut 13,8 kali lipat di atas ambang panduan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
(dwia/imk)