Salah satu kompleks makam yang mulai terlihat di kawasan perairan WGM berada di Lingkungan Jaban, Kelurahan Wuryantoro.
Dilansir detikJateng, saat dicek di lokasi Senin (11/9), beberapa batu kijing tercecer atau berserakan. Bahkan ada yang sudah rusak atau hancur akibat terkikis air. Ada juga yang masih di tempatnya.
Hampir semua kijing di sana berwarna putih dan menyerupai batu. Sebagian kijing tertulis nama jenazah dan tahun meninggal.
Salah satu kijing yang masih bisa terbaca bertuliskan 'KASUMAWI JUMAT KLIWON 16.7.71'. Selain itu ada kijing yang bertuliskan aksara jawa. Namun di kijing itu tertulis tahun 1957.
Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Komisariat Wonogiri, Dennys Pradita, mengatakan pada zaman dulu di daerah Wonogiri bagian selatan banyak batuan kapur. Pada saat itu banyak batuan kapur yang juga dimanfaatkan untuk tatanan rumah.
"Biasanya memang (kijing pada 1970-an) pakai batu putih, batuan kapur. Kalau sekarang banyak yang menggunakan semen," kata Dennys, Selasa (12/9/2023).
Kemunculan kijing di perairan WGM saat kemarau seperti ini membuktikan jika dulu perairan WGM adalah permukiman warga. WGM dibangun pada 1978 dan mulai dioperasikan 1980. Pada saat itu sekitar 41.000 warga yang tinggal di 45 desa di 6 kecamatan di Wonogiri harus dipindah atau transmigrasi.
Baca berita selengkapnya di sini. (rdp/idh)