Lebih Dekat dengan TGR : Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar!

Sosok

Lebih Dekat dengan TGR : Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar!

Yaffa Zaida - detikNews
Senin, 11 Sep 2023 12:50 WIB
Jakarta -

Kasus kecanduan gadget di era teknologi modern, khususnya pada anak-anak menuai keprihatinan Aghnina Wahdini, founder komunitas Traditional Games Returns (TGR). Bersama para relawan, TGR hadir untuk mengembalikan eksistensi permainan tradisional.

Selain memenuhi hak-hak anak dalam bermain, Nina bersama TGR punya misi melestarikan permainan tradisional. Ia mensosialisasikan gerakan TGR dengan mengajak berbagai macam pihak untuk berkolaborasi. Salah satunya TGR merangkul Rumah Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Jakarta untuk melakukan gerakan mengenal permainan tradisional secara serentak di 300 tempat.

Berdasarkan riset dilakukan bersama tim relawan TGR, ia menuturkan bahwa terdapat lebih dari 2600 jenis permainan tradisional di Indonesia. Jenis-jenis permainan itu antara lain permainan dengan lelucon, tepuk-tepukan dan nyanyian, hingga berbagai permainan yang menggunakan peralatan. Inilah target utama Nina, mengenalkan berbagai jenis permainan kepada anak-anak sebelum permainan itu terlupakan dan termakan zaman.

Tujuan Nina tak muluk-muluk. Ia hanya ingin memperluas opsi anak-anak untuk bermain. Nina menyayangkan jika masa kecil anak-anak dihabiskan hanya dengan menatap gadget. Senada dengan tujuan tersebut, TGR membuat slogan, 'Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar!'

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Anak-anak bukan nggak mau main permainan tradisional tapi mereka nggak tau, mereka nggak diperkenalkan. Gimana caranya mereka mau main? Pasti kalau mereka dikenalkan, mereka punya banyak opsi. Bukan menghilangkan gadget-nya, tapi adalah menghadirkan beragam variasi bermain yang menyenangkan sehingga tumbuh kembang anak jadi lebih optimal," ungkapnya pada program Sosok detikcom Senin, (11/9).

Tidak hanya berhenti pada pelestarian perminan tradisional yang memudar, melalui TGR, Nina menggalang berbagai program lain guna menyelamatkan masa kecil anak-anak. Untuk itu, menjadi hal lumrah saat Nina bersama timnya menjadi orang-orang terdepan yang datang ke lokasi bencana alam. Berbagai jenis permainan yang mereka miliki dapat digunakan untuk kegiatan trauma healing. Kebutuhan akan gerakan yang massif pun disadari oleh Nina. Maka, berbagai jenis kampanye dan kegiatan terus diunggah ke seluruh media sosial. Tujuannya, menjaring orang-orang yang ingin bergabung dan membantu.

ADVERTISEMENT

Nina menuturkan, Mulanya target sosialisasi TGR adalah anak-anak di bawah 18 tahun. Namun pada perjalanannya, Nina menemukan bahwa orang dewasa pun tertarik dengan permainan tradisional. Terbukti, beberapa kali TGR diundang untuk mengisi berbagai acara yang diikuti mahasiswa hingga karyawan kantoran.

"Jadi pengenalan permainan tradisional bukan hanya untuk anak-anak tapi bahkan merambah sampai usia-usia dewasa gitu ya, bahkan bukan cuman untuk anak-anak kuliah tapi juga mungkin bapak ibunya dan lain sebagainya juga sering ikutan bermain. Ternyata, permainan tradisional adalah bahasa universal," tutur Nina.

Selama tujuh tahun berdiri, Nina percaya bahwa permainan tradisional tak akan lekang oleh waktu. Hanya saja, perlu ada orang-orang yang tekun melestarikannya.

Nina sadar bahwa ia tak bisa bergerak sendiri. Oleh karena itu, ia berharap akan lebih banyak lagi orang-orang yang membuat gerakan serupa dengan TGR, agar permainan tradisional tetap eksis.

"Aku rasa, tanggung jawab untuk melestarikan permainan tradisional itu bukan cuma aku atau TGR tapi semuanya orang-orang yang menonton tayangan ini pun juga aku rasa punya tanggungjawab moral secara tidak langsung untuk mengajarkan anaknya supaya cinta budaya," pungkas Nina.

(yaf/nel)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads