Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang menyebut angka lulusan sekolah menengah atas di Kabupaten Pandeglang masih banyak yang belum bekerja alias pengangguran. Dari setiap lulusan, tercatat hanya 20 persen yang bisa bekerja.
"Dari lulusan itu hampir yang bisa diserap tenaga kerja bisa dikatakan 20 persen, 80 persen dari lulusan itu nganggur," ungkap Sekretaris Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dindikpora) Pandeglang, Sutoto, Kamis (7/9/2023).
Sutoto mengatakan penyebab tingginya angka tersebut karena minimnya lapangan pekerjaan di Pandeglang. Selain itu kata dia, penyebab lainnya karena lulusan sekolah tidak mampu bersaing di dunia kerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama itu faktor sempitnya lapangan kerja di Pandeglang, jadi terbatas lapangan kerja itu yang penyebab pertama, jadi lulusan SMK, SMA, Aliyah nganggur karena lapangan pekerja nggak ada. Yang kedua adalah daya saing, kualitas SDM-nya ketika ada bursa tenaga kerja, kemudian kalah saing tidak mendapatkan posisi," ungkapnya.
Sutoto mengungkapkan penyumbang angka pengangguran tertinggi saat ini ialah lulusan dari Sekolah Menengah Kejuaraan (SMK). Padahal, kata dia, SMK merupakan pendidikan advokasi dunia kerja.
"Pertama SMK itu pendidikan advokasi, tapi kalau liat data yang nyumbang pengangguran terbesar adalah SMK," ungkapnya.
Ia menerangkan terkait tingginya penyumbang angka pengangguran lulusan SMK di Pandeglang. Menurutnya, tingginya angka tersebut, apakah materi pembelajaran yang disampaikan di sekolah tidak sesuai dengan dunia pekerjaan, atau minimnya kerjasama sekolah dengan instansi dunia kerja.
"Berarti ada yang kurang tepat, yang salah, apakah materi yang diajarkan gurunya ada yang kurang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, yang kedua apakah memang tidak ada standar kerjasama antara lembaga pendidikan dengan dunia usaha, tidak matching dengan apa yang dibutuhkan," tambahnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
"Sekolah itu jangan hanya bisa meluluskan, tapi sekolah punya tanggung jawab menyalurkan lulusannya kepada dunia kerja, kalau hanya sekedar perbanyak lulusan, tapi menjadi beban demografi bukan lagi bonus demografi, karena terjadi penumpukan pengangguran," pungkasnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran di Pandeglang mengalami peningkatan. Tahun 2021 angka pengangguran di Pandeglang sebanyak 7,70 persen, sedangkan pada tahun 2022 meningkat ke angka 9,24 persen.