Lembaga swadaya masyarakat bernama Yayasan Upakara mendatangi Balai Kota DKI Jakarta. Mereka datang untuk bertemu dengan Penjabat (Pj) Gubernur Heru Budi Hartono dan membahas inovasi untuk menangani polusi udara.
"Kami ini kan sangat prihatin terhadap kondisi udara Jakarta ini. Nah, kami dari komunitas Upakara Bhuvana Nusantara mencoba meminta kepada Pak Gubernur, bagaimana kalau kita spray daerah Jakarta dengan ekoenzim," kata perwakilan Yayasan Upakara, Sugeng, saat ditemui di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2023).
Sugeng menjelaskan ekoenzim merupakan hasil daur ulang limbah organik, seperti kulit buah. Kulit buah itu kemudian difermentasi, lalu dibuat seperti disinfektan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah, di Jakarta kan sudah ada kewajiban water mist, nah ini bukan hanya air, tapi kita tambahkan ekoenzim. Nanti ini fungsinya sebagai bioremediasi. Remediasi menggunakan bakteri. Bakteri ini nanti akan berkembang biak memakan polutan-polutan itu dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang tidak beracun dan tidak berbahaya bagi manusia," sambungnya.
Sugeng menuturkan Heru Budi menyambut positif inovasi itu. Dia mengatakan, dalam waktu dekat, pihak Pemprov DKI akan mengundang beberapa stakeholder untuk membicarakan inovasi tersebut.
"Beliau (Heru Budi) tadi sangat positif, dan nanti dalam waktu dekat beliau akan mengundang beberapa stakeholder, misalnya dari PD Pasar Jaya karena itu kan menggunakan sampah organik sangat banyak ya kan dan beberapa wali kota dan kelurahan," ungkapnya.
Dia berharap penyemprotan menggunakan ekoenzim dapat diterapkan di Jakarta. Selain dapat mengurangi polusi udara, menurutnya, ekoenzim juga bisa mengurangi sampah organik.
"Jadi kita maunya, nanti kita akan suplai ekoenzimnya dari komunitas kami. Tapi ke depannya kami mau meminta kepada seluruh masyarakat untuk membuat itu. Jadi nanti mengurangi limbah organik yang tadinya 65 persen untuk tidak perlu datang ke TPA," tuturnya.
"Mudah-mudahan nanti mulai banyak masyarakat membuat ekoenzim itu dan pada gilirannya nanti, limbah organik bisa berkurang di TPA," ucapnya.
(idn/idn)