Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan proses pembelajaran dalam sistem pendidikan nasional harus didukung dengan terpenuhinya guru yang memiliki kompetensi, jumlah yang memadai dan juga merata. Karena itu, ia menilai potensi terjadinya kekurangan guru harus diantisipasi dengan langkah yang tepat.
"Proses pembelajaran harus bisa berlangsung secara berkelanjutan, karena itu sejumlah potensi yang menghambat, seperti kekurangan guru, harus segera diatasi," kata Lestari dalam keterangannya, Selasa (5/9/2023).
Ia mengungkapkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menunjukkan pada tahun 2022-2023 Indonesia memiliki sebanyak 3,3 juta guru di sekolah negeri. Namun, pada 2024 Indonesia berpotensi mengalami kekurangan 1,3 juta guru dikarenakan banyaknya guru yang pensiun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu, ada sejumlah upaya untuk memenuhi kekurangan guru yang sudah dilakukan. Salah satunya adalah melalui rekrutmen reguler dan beberapa langkah akselerasi, seperti platform Ruang Talenta Guru yang merupakan wadah guru honorer yang telah memenuhi kualifikasi dan kompetensi.
Lestari berharap platform tersebut bisa mengakomodir kebutuhan guru yang terjadi di luar masa rekrutmen atau kebutuhan-kebutuhan khusus.
Selain itu, dia juga menilai pemerintah harus segera memastikan bahwa potensi kekurangan guru itu bisa segera dijawab dengan langkah nyata agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Ia berharap proses memenuhi kekurangan jumlah guru tersebut dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan aturan yang ada. Ia ingin potensi kekurangan jumlah guru it harus menjadi perhatian serius para pemangku kepentingan, agar keberlangsungan proses belajar mengajar di tanah air dapat terjamin.
Lestari menilai terjaminnya kelancaran proses belajar mengajar, merupakan bagian dari upaya bangsa ini membangun sumber daya manusia (SDM) yang memiliki daya saing dan berkarakter kuat.
(akn/ega)