RI Tekan Emisi Setara Penanaman 116 Bibit Pohon Selama FIBA World Cup

Jihaan Khoirunnissa - detikNews
Selasa, 05 Sep 2023 14:31 WIB
Foto: FIBA
Jakarta -

Indonesia telah mengadakan program Dribbling Towards Sustainability untuk mengurangi dampak emisi karbon selama gelaran FIBA World Cup 2023. Diketahui dalam kurun waktu 25 Agustus-3 September 2023, program ini terbukti sukses menekan emisi CO2 yang setara dengan 116 bibit pohon yang ditanam selama 10 tahun.

Hasil ini merupakan bagian dari penerapan pengelolaan limbang yang bertanggung jawab di FIBA World Cup 2023, baik dari pengelolaan sampah, penggantian karbon (carbon offset), maupun ekosistem kendaraan listrik.

"Penerapan pengelolaan limbah yang bertanggung jawab di FIBA World Cup 2023 ini mengurangi emisi CO2 yang setara dengan 116 bibit pohon yang ditanam selama sepuluh tahun, 265 buah pergantian lampu pijar ke LED, 28.830 Km rata-rata jarak tempuh mobil, dan 790 Km jarak rata-rata sepeda motor," kata Wakil Direktur Public Relations dan Sustainability LOC FIBA World Cup 2023 Ariseno Ridhwan dalam keterangan tertulis, Selasa (5/9/2023).

Dari pengelolaan sampah dari tujuh hari pelaksanaan Piala Dunia bola basket ini sebanyak 75.700 Kg sampah berhasil dikumpulkan melalui 'Kampanye Sampah'. Sebelum masuk ke tempat pembuangan akhir, sampah-sampah tersebut dikelola dengan menerapkan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Untuk sampah plastik yang dihasilkan adalah 54.300 kg, lalu sampah kaca 0,025 kg. Sampah kertas 16.200 kg, dan terakhir sampah logam/kaleng mencapai 0.425 kg.

Sampah anorganik yang terkumpul akan didistribusikan ke industri daur ulang untuk dijadikan produk baru. Untuk sampah plastik akan dikirimkan ke mitra daur ulang dan dicacah menjadi serpihan plastik. Lalu sampah kaca dan logam diolah melalui mitra daur ulang untuk kemudian dilebur dan dibuat menjadi bahan kaca dan logam baru. Sementara untuk sampah kertas akan diproses menjadi karton oleh mitra daur ulang.

Selain itu, LOC FIBA World Cup 2023 juga melakukan carbon offset terhadap emisi karbon yang dihasilkan dari penerbangan 8 tim negara yang bertanding di Indonesia. Adapun jumlah carbon offset yang berhasil dilakukan yakni mencapai 148.90 tCO2, dengan rincian Lebanon 14,25 tCO2, Spanyol 19,36 tCO2, Pantai Gading 19,61 tCO2, Kanada 24,86 tCO2, Prancis 18,40 tCO2, Latvia 16,12 tCO2, Brasil 24,52 tCO2, dan Iran dengan 11,77 tCO2.

Dia menjelaskan pihaknya telah berhasil mengurangi 50.245 ton emisi karbon dengan penggunaan bus listrik selama periode 25-31 Agustus. Rinciannya hari pertama (25 Agustus) 6.361 ton emisi karbon, hari kedua (26 Agustus) 14.600 ton emisi karbon, hari ketiga (27 Agustus) 10.461 ton emisi karbon, hari keempat (28 Agustus) 5.905 ton emisi karbon, hari kelima (29 Agustus) 7.012 ton emisi karbon, hari keenam (30 Agustus) 4.445 ton emisi karbon, hari ketujuh (31 Agustus) 1.461 ton emisi karbon. Jumlah pengurangan emisi ini dibandingkan dengan menggunakan bus bahan bakar fosil pada umumnya.

Dalam 7 hari pelaksanaan FIBA World Cup 2023, total 32,6 ton emisi karbon berhasil dikurangi dari penggunaan motor listrik (sumber pengisi baterai dari tenaga panel surya). Rinciannya, hari pertama (25 Agustus) 2 ton emisi karbon, hari kedua (26 Agustus) 3,8 ton emisi karbon, hari ketiga (27 Agustus) 4,2 ton emisi karbon, hari keempat (28 Agustus) 5 ton emisi karbon, hari kelima (29 Agustus) 4,8 ton emisi karbon, hari keenam (30 Agustus) 7,5 ton emisi karbon, dan hari ketujuh (31 Agustus) 5,3 ton emisi karbon.

"Program sustainability ini keberhasilannya tidak akan tercapai tanpa adanya dukungan tinggi dari publik. Dengan tercapainya hasil ini, maka bisa dikatakan tingkat awareness publik juga sudah tinggi terhadap konsep sustainability ini," tambah Ariseno.




(ega/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork