Alumni Pondok Modern Gontor tahun 1995 menggelar reuni di Kampus Universitas Islam Darussalam Gontor (UNIDA), Siman, Ponorogo, Jawa Timur.
Kegiatan yang digelar pada 1-3 September 2023 ini dalam rangka temu kangen dan memperingati 25 Tahun Alumni '95 Dragoners. Selain itu, juga untuk menyongsong peringatan 100 tahun Pondok Modern Gontor yang akan jatuh pada 2026 mendatang.
Ketua Panitia Reuni Alumni 95 Dragoners Rahmat Hidayat mengungkapkan, seharusnya reuni digelar pada tahun 2020, namun tertunda karena pandemi Covid-19. "Esensi reuni adalah merajut kembali tali silaturahmi sesama alumni 1995 dan dengan Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor serta para ustaz," jelas Rahmat, Minggu (3/92023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, sekitar 200 peserta yang hadir dalam reuni tersebut. Mereka berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Sebut saja Aceh, Medan, Padang, Jambi, Riau, Banten, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB dan Indonesia Timur.
"Total jumlah Dragoners 1995 sebanyak 324 orang, dengan 28 orang di antaranya telah meninggal dunia," imbuh Rahmat.
Dalam kesempatan tersebut, alumni Gontor 1995 atau dikenal dengan sebutan Dragon 695 juga menggelar musyawarah nasional. Kegiatan ini untuk mengevaluasi dan mematangkan kembali sejumlah program almamater.
Tiap angkatan alumni Gontor memang memiliki julukan tersendiri berdasarkan tahun kelulusan. Alumni 1995 memiliki julukan Dragon dan alumnusnya disebut Dragoners.
Program lain yang digelar Dragoners antara lain bakti sosial dan santunan anak yatim piatu. Selain itu, ada beberapa alumnus yang menyediakan lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan kerja gratis bagi anak-anak yang kurang mampu.
KH Hasan Abdullah Sahal, salah satu Pimpinan di Pondok Moden Gontor, menyambut baik kehadiran para alumnus 1995 setelah puluhan tahun meninggalkan pondok.
"Kalian disambut baik dan dihargai di sini karena kalian juga menghargai pondok. Jadikanlah reuni ini reuni yang berbuah (menghasilkan). Tidak hanya tajammuk (kumpul-kumpul) atau nostalgia," kata KH Sahal.
Ia juga meminta Dragoners untuk tetap menjaga nilai-nilai Pondok Modern dalam beragam bidang yang digeluti. Para alumnus Gontor memang tak semua menjadi kiai atau ustaz. Mereka menggeluti pelbagai bidang pekerjaan seperti pengusaha, petani, peternak, pegawai negeri, akademisi hingga politisi.
"Apapun profesi kalian, jangan lupakan dasar kalian sebagai seorang santri. Jangan jumud, teruslah berinovasi dengan tetap membawa nilai-nilai Gontor."
"Tiap kalian juga adalah pemimpin. Jadilah pemimpin yang teguh, kokoh, tidak mudah goyah. Jangan jadi pemimpin yang mudah disetir!" tandas KH Sahal.
Presiden Alumni 95 Dragoners Safran Muin, mengaku bangga dan terharu atas terselenggaranya reuni kali ini. Sebab, poin utama dalam acara ini adalah silaturahmi dengan pimpinan pondok.
"Alhamdulillah, dua di antara tiga pimpinan pondok hadir. Mereka adalah KH Hasan Abdullah Sahal dan KH Akrim Mariyat. Yang tidak hadir KH Amal Fathullah Zarkasy karena berhalangan," ujar Safran.
Ia juga mengimbau para Dragoners untuk tetap konsisten menerapkan prinsip-prinsip Gontor dalam keseharian. "Dragoners itu bekerja dan berkarya di segala bidang. Mari kita bawa nilai-nilai pondok sesuai dengan pesan pimpinan pondok," tandasnya.*
(tor/tor)