PT MRT Jakarta mengajukan penerapan tarif khusus yang sifatnya fleksibel, khususnya di jam pagi dan jam nonsibuk. Upaya ini diyakini dapat mendorong warga beralih dari mengunakan kendaraan pribadi menjadi kendaraan umum sehingga bisa mengurangi kemacetan Jakarta.
"Untuk mengurangi kemacetan, kami tawarkan kepada pemerintah pada 2019, waktu meminta MRT mengangkut 150 ribu orang per hari. Tarif fleksibel sudah kami tawarkan," kata Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Muhammad Effendi dalam Sesi Kelas Ke-IV MFP 2023 di Transport Hub, Jalan Blora, Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Rabu (30/8/2023).
Berdasarkan pemaparan yang disampaikan dalam sesi kelas tersebut, tarif fleksibel bisa diterapkan pada layanan pagi pukul 05.00-07.00 serta layanan nonsibuk pukul 09.00-17.00, 19.00-24.00. Tarif khusus berkisar antara Rp 2.000 hingga Rp 14.000. Sementara di jam sibuk, tarif yang berlaku kembali normal mulai dari Rp 3.000-14.000.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Effendi menyampaikan usulan tersebut berdasarkan kajian dari Universitas Indonesia. Selain mengurangi jumlah kendaraan di jalanan, kebijakan ini mampu mendorong penerapan budaya naik transportasi umum.
"Ada kajian dari UI pada 2019 jika kita naikkan tarif parkir sekian ribu maka akan pindah pengendara pribadi ke transportasi publik sampai beberapa persen. Jadi semakin naik semakin berkurang. Jadi orang dipaksa, kurangi area parkir di mall sekian persen, dan mall juga senang karena bisa mendapatkan area ritel baru. Tiket juga tetap sama hasilnya. Kita malas bawa mobilnya. Ini bisa membantu mengurangi kendaraan," jelasnya.
Effendi menuturkan saat ini pihaknya dalam proses mengajukan usulan tarif khusus kepada Pemprov DKI Jakarta. Mengingat, kebijakan tersebut bisa saja berpengaruh terhadap besaran subsidi tiket yang digelontorkan.
"Kita sudah ngomong, lagi berproses," ujarnya.
Hongkong Terapkan Tarif Khusus
Sementara Head of Customer Engangement Division MRT Jakarta Muchamad Iqbal Bimo menjelaskan tarif khusus sudah lebih dulu diterapkan oleh MTR Hongkong, di mana, Hongkong menerapkan 'diskon berganda 35%'. Potongan harga itu diterapkan pada layanan pagi (07.15 hingga 08.15) serta di jam nonsibuk.
"Studi case dari MTR HongKong, bisa menerapkan diskon 36% pada saat jam nonsibuk. Diskon ini berlaku dengan tarif fleksibel lainnya. Dan dari tarif diskon ini kita bisa menghemat sampai 20%," terang Bimo.
"Di Singapura juga ada diskon 50 sen apabila melakukan perjalanan sebelum pukul 07.45," tambah dia.
Sementara di Jakarta, penerapan tarif khusus sendiri sudah berlaku di TransJakarta, di mana pada pukul 05.00-07.00 tarifnya hanya Rp 2.000.
Simak Video 'Jokowi Ungkap Jumlah Penumpang MRT Masih di Bawah Target':
Seperti diketahui, PT MRT Jakarta telah mengangkut 79 juta lebih penumpang, tepatnya 79.371.564 penumpang, sejak mulai beroperasi pada 24 Maret 2019. Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Muhammad Effendi mengatakan saat ini, rata-rata penumpang harian di weekdays mencapai 110-115 ribu per hari.
"Kita sudah angkut sampai 79 juta penumpang," kata Effendi.
Meskipun sempat mengalami penurunan signifikan selama pandemi COVID-19, namn kini jumlah penumpang terus mengalami peningkatan hingga mendekati capaian 2019 silam.
Berdasarkan data yang dipaparkan Effendi, pada 2019 silam rata-rata penumpang (weekdays dan weekend) mencapai 86.270 ribu per hari. Sementara pada 2020 merosot menjadi 27.122 penumpang per hari dan 2021 sebanyak 19.659 penumpang per hari.
Barulah di tahun 2022 mulai menampakkan kenaikan menjadi 54.181 penumpang per hari dan 2023 mencapai 85.279 penumpang per hari.