Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat (Rerie) mengatakan untuk mengatasi dampak polusi udara, membutuhkan kerja bersama. Pemerintah, swasta, komunitas dan masyarakat harus bersinergi untuk menemukan solusi terbaik melalui upaya mitigasi yang tepat.
"Perkiraan musim kemarau yang masih panjang, memerlukan persiapan dan kerja sama yang baik untuk mengatasi dampaknya, seperti peningkatan kasus infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Jangan saling melempar tanggung jawab dalam penanganannya, segera cari solusi terbaik," ucap Rerie dalam keterangannya, Rabu (30/8/2023).
Hal ini disampaikan Rerie dalam sambutannya pada diskusi daring bertema Mitigasi Kenaikan Kasus ISPA yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Rerie, kasus ISPA yang meningkat secara signifikan harus mendapat perhatian yang serius. Karena kasus ISPA mulai meningkat sejak Maret 2023, sempat menurun dan melonjak lagi pada Juli 2023.
Rerie pun mengutip catatan IDAI, kondisi polusi udara saat ini menyebabkan ISPA pada anak tinggi. Diakui Rerie, yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu, pemerintah sudah melakukan pencegahan dengan berupaya mengurangi sumber-sumber polutan yang ada saat ini.
Meski begitu, tambah Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, upaya itu membutuhkan kerja sama yang baik semua pihak untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Sebagai informasi, diskusi yang dimoderatori Anggiasari Puji Aryatie (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI) itu menghadirkan dr. Ari Dwi Aryani, M.KM., AAK (Deputi Direksi Bidang Kebijakan Penjaminan Manfaat, BPJS Kesehatan).
Hadir juga dr. Imran Pambudi, MPHM (Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kemenkes RI) dan Prof. Tjandra Yoga Aditama (Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia - Direktur WHO Asia Tenggara periode 2018-2020) sebagai narasumber.
Selain itu, hadir pula Adang Bachtiar, MD, MPH, DSc (Dewan Pakar / Ketua Majelis Pertimbangan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia /IAKMI) dan Siswantini Suryandari (Award Winning Journalist Bidang Kesehatan) sebagai penanggap.
(anl/ega)