Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyoroti kualitas udara di Jabodetabek dalam kurun 2 tahun terakhir. Budi mengatakan tren polusi udara di Jabodetabek telah melewati batas aman WHO.
Hal ini disampaikan Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR di gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Rabu (30/8/2023). Dalam paparannya, Budi menunjukkan data pemantauan kualitas udara di Jabodetabek 2021-2023.
Temuan PM 2.5 di wilayah itu cukup tinggi dan fluktuatif. Pada Juli 2023, terlihat rata-rata PM 2.5 di Jabodetabek di atas 50 mikrogram per meter kubik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini datanya dibanding dengan WHO. Jadi kita nggak pernah memenuhi standarnya WHO," kata Budi.
![]() |
Budi menyebut Indonesia belum mengikuti standar terbaru pedoman WHO mengenai batas aman kualitas udara. Menurutnya, saat ini Indonesia masih menggunakan aturan WHO yang lama, yakni untuk rata-rata 24 jam sebesar 55 mikrogram per meter kubik, dan rata-rata per tahun sebesar 15 mikrogram per meter kubik.
Sebagai informasi, standar pedoman terbaru WHO soal batas aman kualitas udara yang masih ditolerir adalah 15 mikrogram per meter kubik untuk rata-rata 24 jam, dan 5 mikrogram per meter kubik rata-rata per tahun.
"Itu yang dipakai di Permenkes dan PermenKLHK (belum sesuai pedoman terbaru WHO). Tapi WHO tahun ini mengeluarkan aturan baru, diperketat sama dia. Jadi untuk PM 2,5 yang ini sangat berbahaya bagi kesehatan, standarnya rata-rata 24 jam adalah 15, dan rata-rata satu tahunnya adalah 5," ujarnya.
(fca/rfs)