Rumah keluarga Dino Patti Djalal disewakan tapi kemudian dijadikan markas online scammer oleh penyewa. Hal ini awal mulanya diketahui oleh staf Dino Patti Djalal seminggu yang lalu.
"Baru ketahuan sih minggu lalu, karena staf saya yang ngurus rumah bilang bahwa listriknya masalah, belum dibayar gitu," kata Dino Patti Djalal saat dihubungi detikcom, Senin (28/8/2023).
Staf Dino Patti Djalal kemudian mengecek ke rumah yang berlokasi di Kemang, Jakarta Selatan, itu. Namun tidak ada jawaban dari dalam rumah saat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita cek rumah itu dan waktu dicek ternyata kok orangnya nggak ada yang keluar waktu dibel," imbuhnya.
Rumah Tak Terurus
Rumah keluarga mantan Dubes RI untuk Amerika Serikat (AS) ini tampak tidak terurus kala itu. Banyak dedaunan yang tidak disapu di halaman rumah.
"Dan pintu depannya itu, daun jatuh, nggak keurus. Kemudian rumah pintu depannya diblokir sama tripleks," katanya.
Ketika masuk ke dalam, semakin terlihat keganjilan. Rumah ternyata kosong melompong. Tak ada penghuni di sana.
"Jadi akhirnya masuk gitu. Karena dikira siapa tahu orangnya meninggal atau gimana karena dia nggak jawab-jawab. Pas masuk, ternyata tidak ada semua, bahwa rumahnya kosong melompong. Jadi nggak ada yang tinggal di sana," katanya.
Jendela Dipasangi Peredam
Bagian dalam rumah 'disulap'. Jendela-jendela rumah dipasangi peredam suara.
"Kemudian seluruh jendela ditutup ditaro busa peredam suara. Jadi suara nggak ada yang bisa keluar. Ya jadi semua jendela belakang juga ditutup busa peredam suara," katanya.
Selain itu, banyak meja dan boks dengan peredam suara di rumah tersebut. Diduga pelaku menjalankan penipuan online di rumahnya itu.
"Kemudian di dalamnya banyak meja, ada boksnya juga, semua pakai busa peredam suara. Jadi mereka nelepon siapa gitu nggak kedengaran oleh meja berikutnya. Jadi dinding-dinding semua juga ditempel peredam suara," katanya.
"Jadi benar-benar suatu operasi sindikat online yang rapi dan tampaknya mereka dari luar. Dari rokoknya, obatnya, semuanya itu bahasa Mandarin," tambahnya.
Simak juga 'Membagi Data Privacy Pada Platform Sosial Media, Apakah Berbahaya?':