Fatin Nabila Fitri (22), adik kandung Wahyu Dian Silviani (34) dosen UIN Raden Mas Said Solo membantah jika kakaknya berkata kasar kepada tukang bangunan berinisial DF (23). Ia mengungkap ada hal janggal selama dua minggu menemani kakaknya di Perumahan Graha Sejahtera Tempel, Gatak, Sukoharjo.
"Saya di Solo dari 3 Agustus hingga 17 Agustus 2023. Kalau pelaku bilang kakak saya tololin dia padahal kakak saya ngecek ke rumah itu cuma datang melihat. Pas ke sana, kakak saya malah izin ke tukang itu. Suwun pak suwun," katanya bercerita seusai prosesi pemakaman di Lingkungan Pejeruk Sejahtera, Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), dilansir detikBali, Senin (28/8/2023).
Nabila bercerita empat tukang yang mengerjakan renovasi rumah tersebut selalu dibelikan es dan gorengan. Dia menyebut jika DF itu sempat salah mendirikan tembok yang tidak sesuai permintaan kakaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu itu (kakak) minta dihancurin kamar di belakang karena terlalu kecil kan. Hal yang begitu-begitu, kakak saya tanya ke saya dulu "apa harus saya tegur itu tukangnya karena itu temboknya udah berdiri?" Gitu kata kakak saya," jelas Nabila.
Nabila menyebutkan Dian itu orang yang sopan. Hingga untuk menegur orang yang salah, Dian harus berdiskusi dahulu karena takut membuat orang tersinggung.
Bahkan, lanjut Nabila, selama dua minggu tinggal di rumah baru tersebut, Dian mengurungkan niat meminta DF dan tiga tukang lainnya untuk merevisi pekerjaannya.
Sementara, ayah Dian, Prof. Moh Hasil Tamzil meminta kepolisian Sokoharjo untuk tidak puas dengan pengakuan DF. "Untuk polisi jangan puas dengan (pengakuan) tersangka ini. Siapa tau dia adalah orang suruhan," katanya.
Simak selengkapnya di sini.
Simak Video 'Ayah Dosen UIN Solo yang Dibunuh Tak Percaya Anaknya Mengasari Pelaku':