Ini Alasan Heru Budi Tak Terapkan Ganjil Genap 24 Jam di Jakarta

Ini Alasan Heru Budi Tak Terapkan Ganjil Genap 24 Jam di Jakarta

Wildan Noviansah - detikNews
Minggu, 27 Agu 2023 12:49 WIB
Heru Budi Hartono
Heru Budi Hartono (Foto: dok. Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menegaskan tak akan menerapkan usulan sistem ganjil genap 24 jam di Jakarta. Lantas apa alasan Heru menolak usulan tersebut?

Saat ditanya, Heru menyebut usulan tersebut nantinya dikhawatirkan akan menyulitkan masyarakat. Selain itu, usulan yang ada perlu dikaji secara mendalam.

"Itu perlu kajian. Kita perlu memikirkan kalau ganjil genap ditambah, tentunya kegiatan masyarakat di luar yang sekarang, itu akan sulit. Misalnya dia malam hari, mau nganter anaknya sakit, melintas atau pas di lokasi ganjil genap, kan susah," kata Heru kepada wartawan, Minggu (27/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Heru mengapresiasi usulan ganjil genap 24 jam yang ada. Namun, untuk saat ini, Pemprov akan memberlakukan ganjil genap sesuai aturan yang ada sebelumnya, yakni diterapkan setiap Senin sampai Jumat (kecuali libur nasional) pukul 06.00-10.00 dan 16.00-21.00 WIB.

"Ya sudah, kita berpikir yang sekarang saja. Di luar itu, kita usaha di luar dari yang sudah ditetapkan. Ide sih bagus, tapi perlu pertimbangan yang matang," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, usulan ganjil genap 24 jam tersebut diungkapkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah. Ida meyakini ganjil genap 24 jam dapat menjaga kualitas udara dan mengurangi kemacetan.

"Harapan saya, pemda segera mengevaluasi yang sudah dilakukan beberapa hari ini masukan dari saya kalau memang evaluasinya sangat kecil, mengurangi polusi segera dilakukan ganjil genap ini berlaku 24 jam," kata Ida kepada wartawan, Kamis (24/8).

Saat ini, sistem ganjil genap diterapkan saat jam sibuk pada pagi dan sore hari. Ida mendorong agar sistem ganjil genap seharian penuh dipertimbangkan.

"Berlaku 24 jam biar memang betul-betul bisa mengurangi karena kita sama-sama mendengar polusi udara terbanyak adalah disumbangkan oleh kendaraan bermotor. Anggaran kemacetan tidak ada, anggaran bisa dari BTT dulu, kan dari COVID," jelasnya.

(wnv/dwia)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads