Yogyakarta - Aktivitas Gunung Merapi meningkat lagi. Peningkatan aktivitas ditandai dengan meningkatnya gempa multifase (MP) hingga 200 kali sehari. Namun Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) tetap mempertahankan status waspada. "Memang ada tren meningkat seminggu terakhir ini. Masyarakat terutama di wilayah Sleman yang berada di jalur utama Kali Gendol tetap kami minta tenang. Status tetap masih waspada," kata Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTK Yogyakarta, Subandriyo, Kamis (5/10/2006).Menurut dia, masih tingginya gempa MP atau gempa fase banyak menunjukkan bila aktivitas Merapi yang cukup signifikan pasca erupsi Juni 2006. Gempa fase banyak merupakan indikator tetap adanya suplai magma dari dalam perut bumi menuju puncak. Gempa MP dalam satu hari mencapai 200 kali, sedang gempa guguran mencapai 70 kali sehari."Gempa MP itu terjadi akibat tidak lancarnya aliran magma dari perut bumi melalui pipa magma di puncak tersumbat material lava," katanya.Setelah runtuhnya kubah lava pada pertengahan Juni lalu, kata dia, lubang kubah lava mulai tersumbat material. Diperkirakan material di kubah lava saat ini mencapai 1 juta meter kubik. "Karena terjadi penyumbatan itu kubah sehingga muncul tekanan besar dan terjadi gempa MP," katanya.Dia mengatakan sampai saat ini berdasarkan pengamatan petugas di lapangan, posisi kubah masih stabil dan kuat. Dengan demikian 1 juta meter kubik material yang ada di kubah belum membahayakan. Hingga sekarang kubah terus mengalami pertumbuhan, namun tidak sepesat dibandingkan beberapa bulan lalu."Adanya pertumbuhan kubah berarti aktivitas Merapi pasca erupsi Juni lalu belum selesai. Kalau pun akan terjadi longsoran tetap mengarah ke selatan ke hulu Kali Gendol," demikian Subandriyo.
(bgs/asy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini