Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar (Gus Halim) menegaskan pendamping desa harus memiliki pengetahuan luas, keterampilan yang serbaguna dan dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan di wilayah desa. Ini bertujuan agar pengabdiannya kepada masyarakat desa tetap dibutuhkan dan berkelanjutan.
"Makanya satu pendamping desa PLD, bisa menangani lebih dari satu desa. Kalau bicara segmen, tidak mungkin itu dilaksanakan, maka harus generalis, karena kewilayahan," ujar Gus Halim dalam keterangan tertulis pada Kamis (24/8/2023)
Hal ini disampaikan saat gelaran acara 'Refreshment Training Penguatan Partisipasi Pegiat Desa Tahun Anggaran 2023' di Bandung, Jawa Barat. Menurut Gus Halim, ketika pendamping desa terlalu fokus pada satu segmen masalah tertentu dan saat masalah itu terselesaikan, secara tidak langsung tugas dan pengabdiannya kepada masyarakat telah selesai
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, ia mengatakan pendamping desa harus memiliki pengetahuan yang luas sehingga mereka dapat terlibat dalam berbagai aspek pembangunan dan pemberdayaan desa, seperti infrastruktur, pelayanan sosial dasar, pengembangan ekonomi, pemanfaatan sumber daya alam, teknologi, dan lain sebagainya.
"Infrastruktur misalnya, sudah dibangun semua, satu desa sudah bagus semua, terus gunanya apa ada pendamping infrastruktur?, orang akan mempermasalahkan itu. Akhirnya berkurang-berkurang, nah supaya tidak berkurang, sudah generalis," paparnya.
Gus Halim juga menekankan pemberdayaan masyarakat desa tidak boleh dibatasi pada satu bidang atau masalah tertentu. Sehingga, upaya pemberdayaan harus mencakup berbagai aspek kehidupan di desa dan harus menyeluruh.
"Dan memang, Tusi (tugas dan fungsi) di Kementerian Desa itu kan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Pemberdayaan itu tidak bisa segmented-segmented, jadi harus total," ungkap Doktor Honoris Causa UNY itu.
Gus Halim juga berpendapat meskipun fasilitas dan perkembangan desa telah meningkat, tugas pemberdayaan masih belum selesai. Menurutnya ada tantangan ekonomi dan SDM yang terus berlanjut. Oleh karena itu, peran pendamping desa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas masih sangat diperlukan.
"Dan pemberdayaan itu tidak akan pernah selesai, apalagi kalau kemudian dikaitkan dengan apa sih target sasaran utama dana desa?, dua hal. Pertumbuhan ekonomi dan peningkatan SDM, dan ini gak akan pernah selesai," imbuhnya..
Gus Halim memberikan contoh terhadap negara-negara adidaya yang pernah mengalami fluktuasi ekonomi dan penurunan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam beberapa dekade terakhir seperti Amerika dan Jepang. Ia mengatakan, persoalan warga desa di bidang stabilitas ekonomi dan SDM desa belum bisa dipastikan sepenuhnya normal seiring berjalannya waktu.
"Amerika saja yang sudah negara maju, kemarin hampir kolaps ekonominya. Jepang sekarang susah cari generasi baru, karena jarang orang yang mau kawin dan punya anak," tegasnya.
Menurut Gus Halim, saat ini fasilitas kehidupan di desa sudah lengkap. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan status perkembangan desa melalui Indeks Desa Membangun atau IDM yang mengalami Lompatan signifikan dari tahun 2015 sampai 2023.
Seperti data Desa Mandiri yang kini bertambah 11.282 desa, dari 174 desa menjadi 11.456 desa. Sedangkan Desa Maju kini juga bertambah 19.427 desa, dari 3.608 desa menjadi 23.035 desa.
"Hari ini desa-desa di Indonesia sudah hampir mencapai 12 ribu desa yang mandiri," pungkas Gus Halim.
Adapun beberapa anggota dewan yang hadir mendampingi Gus Halim dalam acara tersebut, Kapus PPMDDT, M. Yusra dan Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda.
Simak juga 'Saat Calon Perangkat Desa Rangking 1 Tes CAT Kudus Demo Tuntut Segera Dilantik':