Bukan Diusir, Ini 7 Fakta Mahasiswa UIN Bukittinggi Tolak Gubernur Sumbar

Bukan Diusir, Ini 7 Fakta Mahasiswa UIN Bukittinggi Tolak Gubernur Sumbar

Tim detikSumut - detikNews
Kamis, 24 Agu 2023 17:01 WIB
Mahasiswa UIN Bukittinggi saat menolak Gubernur Sumbar Mahyeldi. (Foto: Tangkapan layar)
Foto: Mahasiswa UIN Bukittinggi saat menolak Gubernur Sumbar Mahyeldi. (Foto: Tangkapan layar)
Jakarta -

Heboh soal mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi menolak Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi. Video dengan narasi Gubernur Sumbar diusir mahasiswa UIN itu beredar di media sosial (medsos).

Peristiwa tersebut terjadi saat Gubernur Sumbar Mahyeldi mengisi materi pengenalan budaya akademik dan kemahasiswaan (PBAK) ke mahasiswa baru UIN Bukittinggi. Sementara Pemerintah Provinsi (Pemprov) membantah Mahyeldi diusir saat peristiwa tersebut.

Selaras dengan itu, rektor UIN Bukittinggi turut membantah jika Gubernur Mahyeldi diusir dari kampus dan memberikan penjelasan soal adanya aksi penolakan oleh sekelompok mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Berikut sederet fakta yang diketahui:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Aksi Gubernur Ditolak Mahasiswa Viral

Video aksi penolakan sekelompok mahasiswa UIN Bukittinggi terhadap Gubernur Sumbar Mahyeldi beredar di medsos. Dilihat detikSumut Selasa (22/8/2023), tampak Mahyeldi duduk di kursi yang disediakan panitia. Kemudian ada seorang mahasiswa yang menentang kehadirannya.

Dalam video itu, mahasiswa yang diketahui bernama Ahmad Zaki memaparkan permasalahan yang menimpa masyarakat Air Bangis, Pasaman Barat. Mahasiswa dari Presiden Mahasisw (Presma) BEM UIN Bukittinggi menjelaskan alasan menolak kedatangan Mahyeldi di kampusnya.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan informasi dihimpun, peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (22/8/2023) sore sekitar pukul 15.00 WIB. Saat Gubernur Sumbar Mahyeldi mengisi materi pengenalan budaya akademik dan kemahasiswaan (PBAK) ke mahasiswa baru UIN Bukittinggi.

2. Alasan Mahasiswa Tolak Gubernur Sumbar

Gubernur Sumbar Mahyeldi ditolak sekelompok mahasiswa BEM UIN Bukittinggi dengan alasan karena permasalahan yang sedang menimpa masyarakat Air Bangis, Pasaman Barat. Karena ada penolakan, Mahyeldi pun langsung beranjak pergi.

Adapun mahasiswa yang berorasi menolak Mahyeldi itu adalah Ahmad Zaki dari Presma UIN Bukittinggi. Sedari awal Zaki mengaku sudah mempersiapkan kegiatan penolakan Mahyeldi.

"Kami sudah mengkonsepkan, gubernur datang kami langsung menurunkan spanduk tentang menolak keras gubernur datang di sini. Kami meminta dia keluar dari ruangan PBAK ini. Karena kami sangat mengutuk keras semua tindakan yang terjadi saat demo masyarakat Air Bangis di Padang," ujarnya ketika dikonfirmasi detikSumut, Selasa (22/8/2023).

3. Rektor 'Semprot' Mahasiswa Tolak Gubernur

Rektor UIN Bukittinggi, Ridha Ahida telah menemui Ahmad Zaki, mahasiswa yang menolak kedatangan Gubernur Sumbar di kampusnya. Ridha kemudian 'menyemprot' Ahmad Zaki atas ulahnya itu dan tak terima tamunya dipermalukan.

Ridha mengatakan sebenarnya Mahyeldi datang ke UIN Bukittinggi hanya untuk membuka PBAK secara resmi. Namun karena ada agenda lain, Mahyeldi dialihkan mengisi materi pada PBAK. Ridha menyayangkan sikap Zaki yang seolah menghakimi Gubernur Sumbar.

"Gubernur sebenarnya pagi akan membuka acara, karena paginya dia ada acara, makanya dia mengisi materi. Kamu belum mendengarkan materi yang akan diberikan gubernur, kenapa langsung dihakimi," ujar Ridha seperti dilansir detikSumut, Selasa (22/8/2023).

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya

4. Pemprov Bantah Gubernur Diusir Mahasiswa

Pemprov Sumbar angkat bicara terkait Gubernur Sumbar diusir mahasiswa UIN Bukittinggi. Kepala Biro Adpim Pemprov Sumbar, Mursalim menyebutkan tak ada kejadian pengusiran yang diterima Gubernur, namun, memang ada sebuah kejadian tidak mengenakan saat itu.

"Gubernur tidak ada diusir, itu keliru. Terkait kejadian itu memang terjadi, saya sendiri ada di lokasi. Apa yang mereka bilang tidak ada yang jelas. Kalau mengenai PSN (proyek strategis nasional) yang ia tanya, mungkin langsung dijawab sama pak Gubernur," ujarnya pada detikSumut, Rabu (23/8/2023).

Terkait kejadian tidak mengenakan tersebut, Mursalim menyebut Pemprov Sumbar tidak mempermasalahkan hal itu. Menurutnya Pemprov Sumbar tidak akan meminta pihak kampus memberikan hukuman atau sanksi kepada beberapa mahasiswa yang terlibat.

5. Alasan Gubernur Sumbar Tinggalkan Lokasi

Pihak UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi memberikan penjelasan terkait bahwa tidak benar jika Gubernur Sumbar Mahyeldi diusir dari kampus. Rektor UIN menyebut, yang terjadi saat itu Gubernur serta rombongannya meninggalkan lokasi PBAK untuk melaksanakan salat.

"Adalah tidak benar adanya pengusiran terhadap Bapak Gubernur. Hal yang sebenarnya terjadi adalah Bapak Gubernur meninggalkan student center tempat pelaksanaan PBAK serta seluruh rombongan pimpinan mengantarkan beliau ke masjid untuk melaksanakan salat Asar," kata Rektor UIN Bukittinggi, Ridha Aida, dilansir detikSumut, Kamis (24/8/2023).

6. Aksi Penolakan Dilakukan Sebagian Mahasiswa

Selain itu, Ridha menyebut jika peristiwa tersebut bukan dilakukan oleh seluruh mahasiswa UIN Bukittinggi yang hadir dalam kegiatan itu. Dia menyebut, kelompok mahasiswa dari Dewan Mahasiswa (Dema) yang melakukan aksi tersebut.

Ridha kemudian menyampaikan permintaan maaf dan menyesalkan peristiwa itu terjadi di kampus mereka. "Sangat menyesalkan kejadian ini terjadi di UIN Bukittinggi sebagai kampus yang Islami yang menghormati tamunya," sebutnya.

7. UIN Akan Tindak Mahasiswa yang Tolak Gubernur

Lebih lanjut, pihak UIN Bukittinggi juga bakal memberikan tindakan kepada para oknum mahasiswa yang melakukan aksi penolakan terhadap Gubernur Sumbar Mahyeldi. Namun, tidak dijelaskan secara rinci tindakan apa yang akan diambil untuk mahasiswa itu.

"Unsur pimpinan UIN Bukittinggi beserta pihak terkait telah mengambil langkah-langkah tindakan sesuai ketentuan kepada oknum mahasiswa tersebut," kata Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UIN Bukittinggi, Arman Husni, dalam keterangannya, Kamis (24/8/2023).

Halaman 2 dari 2
(wia/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads