Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri KTT BRICS di Afrika Selatan. Jokowi akan menjadi pembicara dalam konferensi yang digelar aliansi dagang yang diikuti Brazil, Rusia, India, China, hingga Afrika Selatan itu.
"Iya, Bapak Presiden akan menjadi pembicara dalam KTT BRICS," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin kepada wartawan, Kamis (24/8/2023).
Baca juga: Jokowi Hadiri KTT BRICS di Afrika Selatan |
Bey mengatakan Jokowi akan berbicara dalam kapasitasnya sebagai Presiden RI dan Ketua ASEAN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bapak Presiden berbicara sebagai Presiden Republik Indonesia dan juga dalam kapasitas sebagai Ketua ASEAN," ujarnya.
Gelaran KTT BRICS saat ini masih digelar. Pemimpin negara-negara yang tergabung dalam BRICS seperti Presiden Brasil Luiz InΓ‘cio Lula da Silva, Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa hadir dalam acara itu. Sedangkan Presiden Rusia Vladimir Putin hadir secara virtual.
Kehadiran Jokowi Tak Terkait Status Keanggotaan
Bey sebelumnya juga menjelaskan bahwa kehadiran Jokowi di KTT BRICS hanya untuk memenuhi undangan. Dia membantah tudingan bahwa kehadiran Jokowi di KTT itu terkait dengan status keanggotaan Indonesia di BRICS.
"Bapak Presiden hadir di forum ini untuk memenuhi undangan sebagai tamu, yakni dalam kapasitas Indonesia yang sedang memegang keketuaan ASEAN. Jadi kehadiran Bapak Presiden di KTT BRICS tidak ada kaitan sama sekali dengan status keanggotaan Indonesia di BRICS," kata Bey kepada wartawan, Selasa (22/8/2023) malam.
Sebagai informasi, beredar kabar Indonesia akan bergabung dengan BRICS. Dalam informasi yang beredar, Indonesia akan mendaftar aliansi yang diikuti Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (Afsel) itu bersama 12 negara lainnya. Negara-negara tersebut mencakup Arab Saudi, Venezuela, Iran, Meksiko, dan Argentina.
Perekonomian BRICS mencakup lebih dari 40% dari populasi dunia dan hampir seperempat dari produk domestik bruto global. BRICS sejauh ini memiliki agenda besar dalam melawan pengaruh Barat. Aliansi ini disebutkan akan menetapkan mata uang baru untuk melawan dolar AS yang mendominasi perdagangan global.
Lihat juga Video: Opsi Sektor Swasta WFH saat KTT ASEAN, Heru Serahkan ke Asosiasi