.webp)
PT Permodalan Nasional Mandiri (PNM) merayakan momentum HUT ke-78 RI dengan melakukan penanaman 22.000 pohon mangrove di Kota Makassar, Banjarmasin, dan Mataram. Hal itu dilakukan untuk membantu menekan polusi dan menstabilkan ekosistem pesisir.
Diketahui, pemilihan tiga kota tersebut dilakukan PNM bukan tanpa alasan, melainkan karena jumlah nasabah PNM Mekaar yang cukup besar di kota-kota tersebut. Saat ini, di Makassar sendiri jumlah nasabahnya sebesar 4.800 orang dengan outstanding mencapai Rp 15,7 miliar.
"Sedangkan di NTB, PNM telah membina 27.696 nasabah PNM Mekaar secara berkelompok," ujar Direktur Utama PNM Arief Mulyadi dalam keterangan tertulis, Kamis (24/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun penanaman pohon mangrove dilakukan PNM tepatnya di pesisir Pantai Cemare, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, pesisir Pantai Untia Makassar dan Desa Sungai Bakau, Kelurahan Kurau, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Menurut Arief, permasalahan lingkungan yang kerap terjadi diakibatkan oleh minimnya penghijauan, abrasi, polusi, hingga risiko bencana di pesisir. Ia meyakini sekecil apapun kontribusi manusia kepada lingkungan, akan tetap memberi manfaat bagi kehidupan.
"Mangrove ini luar biasa manfaatnya, selain dari aspek lingkungan juga memberi manfaat lain bagi manusia. Apalagi saat ini kualitas udara memburuk akibat polusi. Ini jadi ikhtiar kami memberikan multiple effect untuk lingkungan, ekonomi, juga kesehatan," jelas Arief.
Penanaman mangrove tentu membutuhkan perhatian dari berbagai pihak untuk menjaga pertumbuhannya dengan baik agar bisa dinikmati oleh generasi ke depan. Selain itu, pemanfaatan dari pohon mangrove sendiri harus digunakan secara bijak agar tidak merusak ekosistem pohon mangrove.
Arief berharap kegiatan penghijauan ini dapat berkontribusi untuk penyediaan oksigen dan kualitas udara yang lebih baik. Ia juga berharap kegiatan ini dapat membantu menstabilkan ekosistem pesisir sekaligus memberi tambahan bagi ekonomi masyarakat sekitar.
"Mayoritas mata pencaharian warga pesisir adalah nelayan, harapannya dalam kondisi surut hewan laut yang berlindung di akar mangrove bisa dimanfaatkan untuk dikonsumsi maupun dijual," pungkas Arief.
(akd/ega)
