Kebakaran di luar area Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat menyisakan kepiluan. Para korban kebakaran ini pun masih menantikan uluran tangan lantaran belum mendapatkan bantuan.
Sebagaimana diketahui, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta memastikan kebakaran terjadi di luar area TPST. Kebakaran ini berasil dari gubuk pemulung.
"Sumber api berasal dari gubuk pemulung yang posisinya di luar pagar Zona 5 TPST Bantargebang," ujar pejabat Humas DLH DKI Jakarta, Yogi Ikhwan, dalam keterangannya, Minggu (20/8).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan, pihak DLH DKI menerima laporan terjadi kebakaran pada Sabtu (19/8) pukul 14.30. Kebakaran terjadi di permukiman pemulung di luar pagar dekat Zona 5 TPST Bantargebang.
Yogi mengatakan tim pemadam kebakaran internal Unit Pengelola Sampah Terpadu Bantargebang dan Damkar Kota Bekasi berhasil memadamkan api di lokasi pada pukul 16.50 WIB.
"Tim kami menerjunkan dua unit mobil pemadam dan dua mobil tangki air membantu Damkar Kota Bekasai. Alhamdulillah, api berhasil dipadamkan dan kondisi kembali seperti semula," katanya.
Selain itu, Yogi menyebut tak ada korban jiwa pada kejadian ini. Ia juga memastikan kebakaran tidak mengganggu aktivitas pengolahan sampah di TPST Bantargebang.
Gubuk Ludes Terbakar
Pantauan detikcom di lokasi, Minggu (20/8/2023), pukul 11.08 WIB, terlihat gubuk pemulung sudah ludes terbakar. Tanah tampak berwarna hitam pekat usai si jago merah menghanguskan bangunan gubuk pemulung di dekat TPST Bantargebang.
Bahkan pohon yang ada di lokasi kebakaran tersisa tinggal rantingnya. Terlihat sejumlah warga masih berusaha mencari barang berharga miliknya yang mungkin tidak ludes terbakar.
Ada dua tenda terpasang di dekat lokasi kebakaran. Tenda-tenda yang hanya beralaskan terpal itu ditempati oleh para korban terdampak kebakaran.
Simak Video 'TPST Bantargebang Kebakaran, DLH DKI Ungkap Asal Api':
Bagaimana cerita korban? Baca halaman selanjutnya.
Suara Korban
Tian (55), warga yang menjadi korban mengaku barang-barangnya ludes terbakar dan tersisa hanya pakaian yang menempel di badan. Dia langsung menyelamatkan diri saat kebakaran terjadi.
"Wah nggak ada yang keambil pisan, orang kebakar semua, nggak ada baju, pakaian cuma yang dipakai doang, (pas kejadian) langsung kabur," kata Tian (55) saat ditemui detikcom di lokasi, Minggu (20/8).
Tian tinggal di area gubuk pemulung dekat TPST Bantargebang bersama satu istri, delapan anak dan mantu, serta 10 cucu. Dia menceritakan awal mula api membakar puluhan gubuk pemulung di lokasi sekitar pukul 14.00 WIB hingga 15.00 WIB, Sabtu (19/8) kemarin.
"Tiba-tiba api gede di barisan depan (timur), posisi rumah kan di barat. Kejadiannya pukul 14.00 WIB siang sampe setengah jam, abis jam 14.30 WIB, jam 15.00 WIB udah beres," ucapnya.
Malamnya, Tian sekeluarga mencari ide untuk tidur dengan hanya beralaskan terpal di dekat lokasi kebakaran. Paginya, baru membuat tenda sementara agar anak dan cucunya tidak kepanasan.
"Ya di sini cari ide aja biar bisa tidur, pake alas seadanya. Ini tenda baru dipasang pagi karena takut bocah kepanasan," ucapnya.
Belum Dapat Bantuan
Tian sekeluarga mengaku berprofesi sebagai pemulung. Setelah gubuknya kebakaran, dia mengaku pasrah karena belum mendapatkan bantuan dari pemerintah. Pihak RT setempat, kata dia, juga belum memberikan bantuan.
"Belum ada (bantuan), baju pakai yang ada, kita kan nggak mungkin minta-minta, pasrah," ujar Tian.
Tian mengaku tegar menghadapi musibah ini. Dia hanya berharap mendapat tempat tinggal agar dapat beraktivitas kembali. Untuk sementara, dia akan membuat tenda kembali di lokasi kebakaran.
"Ya mau gimanain, mau ditangisin nggak bisa pulang, kalau bingung masuk rumah sakit bayarnya pake apa, apa adanya begini. Ya harapannya biar dapet tempat tinggal, biar bisa beraktivitas. Nanti mau bikin tenda lagi gubuk di sini," imbuhnya.