Menengok Pabrik Cerutu Kuba

Menengok Pabrik Cerutu Kuba

- detikNews
Selasa, 03 Okt 2006 16:17 WIB
Havana - Kuba memang identik dengan cerutu. Cerutu Kuba memang yang terbaik di dunia. Tak heran kalau cerutu menjadi komoditas ekspor Kuba yang paling utama, selain untuk menunjang industri pariwisata di seluruh Kuba yang menjadi penyumbang devisa terbesar bagi negara itu. Berkunjung ke Kuba, rasanya kurang lengkap kalau tidak berkunjung ke pabrik cerutu. Selain membeli oleh-oleh cerutu, melihat proses bagaimana cerutu dibuat adalah sebuah pengetahuan tersendiri yang sangat menarik. Sehingga kemudian bisa dipahami mengapa harga cerutu sangatlah mahal.Di seluruh Kuba terdapat sekitar 40-an pabrik cerutu. Salah satu yang terbesar dan tertua adalah Partagas Real Fabrica de Tabacos, yang berada persis di belakang gedung Capitolio, di kawasan Old Havana atau Habana La Vieja. Pabrik cerutu Partagas didirikan pada tahun 1845, merupakan bangunan empat lantai dengan arsitektur Spanyol seperti kebanyakan gedung di Havana. Pada bagian depan terdapat toko yang menjual berbagai cerutu yang diproduksi di pabrik ini. Di tempat ini pula para pengunjung yang akan mengikuti tur keliling pabrik, menunggu untuk dipanggil. Setiap 15 menit ada paket tur yang akan mengajak pengunjung keliling pabrik untuk melihat proses pembuatan cerutu, dengan membayar 10 CUC per orang atau sekitar Rp 125.000. Ada pemandu yang akan menjelaskan kepada peserta tur, dalam berbagai bahasa, seperti Inggris, Spanyol dan Prancis. Sayangnya, untuk mengikuti tur ini, semua pengunjung tidak diperkenankan untuk mengambil foto maupun video, kecuali ada izin dari Dewan Cerutu Kota. Hal ini dapat dipahami untuk menjaga kerahasiaan proses pembuatan cerutu Kuba yang terkenal di seluruh dunia ini.Tur dimulai dari ruang tempat daun-daun tembakau disortir. Daun-daun tembakau tersebut didatangkan dari perkebunan tembakau di Pinal del Rio, 162 km sebelah barat dari Havana, yang memang terkenal sebagai penghasil tembakau terbaik di dunia. Daun-daun tembakau tersebut perlu waktu 3-8 jam untuk mengering dan siap digunakan. Setiap helai daun tembakau dapat digunakan untuk membuat dua cerutu. Sedangkan batang daun digunakan untuk fertilizer dan bahan untuk membuat parfum pria.Di lantai dua, di mana terdapat 'cigar school'. Yaitu tempat para calon pembuat cerutu dilatih selama 9 bulan sebelum menjadi pembuat cerutu di pabrik. Para calon pembuat cerutu ini harus berusia minimal 17 tahun, dan untuk lulus dari pelatihan harus bisa membuat 80 - 100 cerutu sehari. Cerutu sendiri terdiri dari berbagai jenis, ada sekitar 200 jenis yang berbeda tergantung pada bentuk, ukuran, serta ramuan untuk isinya.Di lantai tiga tempat ratusan pembuat cerutu sibuk bekerja melinting, meracik, memotong dan membungkus cerutu satu demi satu. Pekerjaan yang sangat membutuhkan ketelitian dan keahlian.Di ruang pembuatan ini pulalah, terdapat seorang laki-laki duduk di depan para pekerja, dengan meja seperti mimbar dengan sebuah buku dan mikrofon di hadapannya. Laki-laki itu sedang membacakan buku dengan pengeras suara, sehingga suaranya didengar di keseluruhan pabrik berlantai empat tersebut.Rupanya dia adalah seorang pembaca buku, yang memang disediakan oleh negara (sebagai pemilik pabrik, semua jenis usaha di negara komunis adalah milik pemerintah) untuk membacakan koran dan buku untuk sekitar 700 pekerja pabrik setiap harinya. Setiap pagi selama kurang lebih 45 menit para pekerja yang berjumlah 700 orang itu dibacakan koran Granma, koran resmi partai Komunis Kuba, kemudian pada siang hari diperdengarkan radio untuk hiburan, dan pada sore hari dibacakan buku. Para pekerja tersebut baru saja selesai dibacakan buku Da Vinci Code yang menghebohkan itu.Kebijakan ini diambil pemerintah, karena para pekerja setiap hari sibuk bekerja di pabrik, sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk membaca buku dan menyimak berita terbaru. Sehingga diberikan seorang petugas yang bertugas membacakan berita dan buku untuk mereka, agar mereka tetap dapat mengikuti perkembangan dan menambah wawasan. Dan petugas yang saat sekarang bertugas ini, telah melakukan tugasnya selama 17 tahun. Suatu hal yang sangat mengagumkan tentunya. Adakah pemilik pabrik di Indonesia memikirkan kemajuan para pekerjanya dalam hal pendidikan dan wawasan berpikir ? Lantai paling atas merupakan tempat pengecekan kualitas. Di sini diukur kadar kelembaban, ukuran, diameter, panjang serta taste yang tepat sesuai dengan jenis cerutu yang dibuat. Setiap petugas pengecek aroma ( tester ) dapat bertugas maksimum selama 3 tahun saja, sebelum kemudian dipindahkan ke bagian lain. Hal ini dilakukan karena bila lebih dari 3 tahun, para petugas ini akan kehilangan taste mereka. Cerutu yang tidak lolos tes quality control (QC) akan dikembalikan ke pembuatnya untuk dibuat ulang.Sedangkan cerutu-cerutu yang lolos QC akan disimpan selama 7 hari di ruangan sebelum kemudian dikemas. Proses pengemasan disesuaikan dengan merk dan jenis cerutu. Merk yang paling terkenal adalah Cohiba (dibaca Koiba). Terkenal karena kadar nikotinnya yang paling rendah yang merupakan hasil dari proses pembuatan yang lama. Maka tak heran kalau cerutu Cohiba ini harganya sangat mahal. Harga sekotak cerutu Cohiba dengan isi 25 batang, harganya 448 CUC atau sekitar Rp 5 juta. Selain Cohiba ada Romeo Y Juliette yang medium, Partagas cerutu yang paling kuat, serta merk-merk lain dengan berbagai ukuran, bentuk, rasa, dan kadar nikotin yang berbeda-beda. Sedangkan cerutu favorit Fidel Castro adalah Cohiba Lanceros.Usai mengikuti tur, para pengunjung biasanya kembali ke cigar shop untuk membeli beberapa cerutu sebagai oleh-oleh. Berbagai merk cerutu dalam berbagai kemasan tersedia, ada yang dikemas dalam kotak kayu, ada kemasan karton biasa, ada yang dikemas per batang, ada juga yang lepasan. Juga ada kotak tempat cerutu dengan alat pengatur kelembaban untuk menjaga kualitas cerutu tetap baik untuk waktu yang lama. Harga-harga yang terpasang cukup membuat orang Indonesia berpikir dua kali untuk membeli banyak. Maklum bila dikurs ke rupiah, cukup membuat dompet kering. (asy/asy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads