Masjid Sejarah di Pekanbaru (1)
Bangunan Tua Hadiah Sang Sultan
Selasa, 03 Okt 2006 15:09 WIB

Pekanbaru - Sebuah bangunan masjid di pinggir sungi Siak, tepatnya di sekitar Pasar Bawah di Pekanbaru dijuluki Masjid Sejarah atau Masjid Raya. Julukan ini diberikan karena inilah tempat ibadah pertama umat Islam yang dibangun di Pekanbaru. Masid ini dibangun saat zaman kesultanan Siak. Masjid ini dibangun pada tahun 1926 silam oleh Sultan Siak IV, Marhum Bukit. Masjid ini awalnya berluas hanya 10x15 meter yang dibangun secara gotong royong antara kerajaan Siak dan masyarakat di Pekanbaru. Sekarang luas banguan utama mssjid ini 60 x 80 meter.Di bulan puasa seperti ini, masjid Raya Pekanbaru itu sangat ramai dikunjungi kaum muslimin. Masjid ini tepatnya berdiri di atas perbukitan, hanya berjarak sekitar 100 meter dari bibir sungai Siak yang membelah kota Pekanbaru. Sebelah timu masjid ini, berjarak 100 meter, merupakan pusat perbelanjaan barang-barang impor yang dikenal dengan sebutan Pasar Bawah."Bangunan tua ini baru direnovasi pada tahun 1970 oleh pemerintah provinsi Riau. Namun saat merenovasi masih menggunakan bangunan sebelumnya. Masjid ini merupakan masjid pertama kali dibangun di Pekanbaru," kata Azhar Kasim, Ketua Masjid Raya Pekanbaru, saat ditemui detikcom, Senin (2/10/2006) lalu. Kompleks bangunan masjid yang tertua di Pekanbaru ini, berada di pusat kota Pekanbaru. Di sekeliling mesjid ini banyak berdiri bangunan ruko serta sekolah milik yayasan Islam. Masjid ini dibangun Sultan tak cuma sekadar untuk beribadah saja. Namun dulunya, masjid ini sebagai tempat persinggahan masyarakat yang baru belanja dari pasar. Kebisaan Sultan yang memberikan kelonggaran masyarakat untuk beristirahat di masjid tersebut, ternyata sampai saat ini masih berlaku. Masyakarat di Pekanbaru sampai saat ini masih banyak yang beristirahat pada siang hari di masjid ini. "Apalagi bulan puasa seperti ini, banyak masyarakat yang beristirahat di sini, walau hanya sekadar menunggu waktu beduk atau memang benar-benar istirahat karena kelelahan. Kami tidak pernah melarangnya," kata Azhar Kasim yang juga sebagai imam mssjid Raya Pekanbaru itu.Selain mendirikan Masjid Raya, Sultan Siak juga dikenal sekaligus orang pertama yang membuka kota Pekanbaru. Awalnya nama Pekanbaru ini merupakan dua bentuk kalimat, yakni Pekan dan Baru. Artinya, sejak Sultan membuka dagangan yang dulunya hanya sekali sepekan, akhirnya masyarakat sehabis berbelanja selalu menyebut dari Pekan yang baru dibangun. Dan akhirnya pelabuhan disekitar kesultanan Siak ini sampai sekarang melekat menjadi nama ibu kota Provinsi Riau, yakni Pekanbaru. Di sekitar halaman masjid, tepatnya sebelah kanan bangunan utama, bisa ditemukan perkuburan keluarga Sultan. Bangunan utama kuburan itu berbentuk seperti banguan rumah, di sanalah makan Sultan dan Panglimanya, orangtuanya, serta istrinya disemayamkan sejajar. Sedangkan keluarga istana lainnya berada di luar gedung."Sampai saat ini, masyarakat banyak yang berziarah di makam sultan. Sudah menjadi tradisi memasuki awal Ramadan, pemerintah kota Pekanbaru melakukan ziarah kubur bersama ke makam orang pertama yang membangun kota Pekanbaru ini," kata Azhar.
(cha/asy)