Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya kesinambungan dalam proses pembangunan di Indonesia. Sosok pemimpin yang berani dinilai Jokowi akan memainkan peran penting.
Jokowi awalnya bicara soal program hilirisasi yang tengah digencarkan pemerintah. Dia menyebut hilirisasi itu menekankan pada manfaat yang akan dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
"Hilirisasi yang ingin kita lakukan adalah hilirisasi yang melakukan transfer teknologi yang memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan, serta meminimalisir dampak lingkungan," kata Jokowi dalam Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPD RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/9/2023).
"Hilirisasi yang ingin kita lakukan adalah hilirisasi yang tidak hanya pada komoditas mineral. Tapi juga non mineral seperti sawit rumput laut kelapa dan komoditas potensial lainnya yang mengoptimalkan kandungan lokal dan yang bermitra dengan UMKM petani dan nelayan sehingga manfaatnya terasa langsung bagi rakyat kecil," tambahnya.
Jokowi lalu menjelaskan efek hilirisasi yang telah dilakukan di sektor nikel. Menurutnya, ada pertumbuhan pabrik pengolahan nikel sebanyak 43 pabrik setelah pemerintah memutuskan menghentikan ekspor nikel ore pada 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Efek hilirisasi itu, kata Jokowi, akan berdampak pada peningkatan pendapatan per kapita rakyat Indonesia dalam rentang waktu 10 tahun mendatang.
"Berdasar hitung-hitungan perkiraan dalam 10 tahun, pendapatan per kapita kita akan capai Rp 153 juta (USD 10.900). Dalam 15 tahun pendapatan per kapita kita akan capai Rp 217 juta (USD 15.800), dan dalam 22 tahun pendapatan per kapita kita akan capai Rp 331 juta (USD 25.000)," jelas Jokowi.
"Sebagai perbandingan, tahun 2022 kemarin kita berada di angka Rp 71 juta. Artinya dalam 10 tahun lompatannya bisa dua kali lipat lebih, di mana fondasi untuk menggapai itu semua sudah kita mulai, pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang pada akhirnya menaikkan daya saing kita," tambah Jokowi.
Jokowi juga membeberkan daya saing masyarakat Indonesia meningkat dari peringkat 44 ke 34 di tahun 2022 berdasarkan data dari International Institute for Management Development (IMD). Angka itu merupakan kenaikan tertinggi di dunia.
Menurut Jokowi, kemajuan Indonesia di masa depan tidak bergantung pada siapa presidennya kelak. Namun, ia menilai hal itu akan ditentukan pada sosok pemimpin yang berani dan konsisten dalam melanjutkan program pemerintah saat ini.
"Ini bukan tentang siapa yang jadi presidennya, bukan, bukan itu.Tapi apakah sanggup atau tidak untuk bekerja sesuai dengan apa yang sudah dimulai saat ini. Apakah berani atau tidak? Mampu konsisten atau tidak? Karena yang dibutuhkan itu adalah napas yang panjang karena kita tidak sedang jalan-jalan sore. Kita juga tidak sedang lari sprint tapi yang kita lakukan harusnya adalah lari maraton untuk mencapai Indonesia Emas," pungkas Jokowi.
Simak Video 'Jokowi Ingin Hilirisasi Terus Dilanjutkan':