Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengaku terharu karena banyak anggota Pasukan Pengibar Bendara Pusaka (Paskibraka) 2023 yang berasal dari keluarga yang tidak mampu. Yudian mengatakan hal ini menandakan orang tua sukses mendidik anak mereka hingga terpilih sebagai anggota Paskibraka.
"Bahkan kami sangat tersentuh karena banyak sekali, kalau saya tidak salah, 9 dari pasukan ini mohon maaf berasal dari keluarga yang kurang mampu. Di satu sisi mereka kesulitan ekonomi, tetapi orang tua mereka ini berhasil ya mendidik, melahirkan anak yang menjadi sehat rohani fisiknya, tinggi, sehat, tapi juga ideologinya mantap," kata Yudian kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (15/8/2023).
Yudian menjelaskan proses seleksi Paskibraka ini sangat ketat mulai dari kabupaten hingga tingkat nasional. Menurut dia, hal ini menjadi kerja yang sangat berat dan melelahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami bersyukur tidak ada insiden yang berarti karena BPIP baru saja menangani ini baru tahun lalu, ini tahun kedua. Tapi Alhamdulillah tidak ada insiden yang berarti," ujar dia.
Yudian mengatakan sebagian dari anggota Paskibraka dibantu oleh TNI-Polri setempat untuk keberangkatannya ke Jakarta. Semua pihak saling membantu untuk mendukung kesuksesan anggota Paskibraka.
"Nah keberangkatan mereka ke Jakarta sebagian itu dibantu oleh pihak panglima, pangdam, korem, kapolda, begitu. Jadi kami bekerja sama dan bergotong-royong sehingga untuk anggota yang beruntung secara ekonomi ini bisa dapat berangkat ke Jakarta," ujar dia.
Pelatihan Paskibraka
Rima Agristina selaku Pembina Paskibraka menjelaskan mengenai metode pelatihan anggota Paskibraka. Pelatihan mulai dari baris berbaris hingga pendidikan karakter.
"Materi pelatihannya ada pembelajaran aktif, kemudian juga ada pelatihan baris berbaris sama formasi untuk upacara, setelah itu juga ada pendidikan karakter kepamongan dengan pengasuh ya. Pamong itu pengasuh," ujar Rima.
Rima mengatakan pembelajaran aktif itu meliputi pembinaan ideologi Pancasila. Selain itu, mereka juga mendapatkan pelatihan tentang nilai-nilai kebangsaan.
"Jadi pembelajaran aktifnya itu ada pembinaan ideologi Pancasila, kemudian juga ada pemantapan nilai kebangsaan kerja sama BPIP dan Lemhannas RI, kemudian setelah itu baru adik-adik masuk ke pelatihan baris berbaris dan formasi untuk upacara," ujar Rima.
Dia menjelaskan nilai toleransi juga dibangun selama pelatihan. Anggota Paskibraka diajarkan untuk saling menghormati agama dan keyakinan masing-masing.
"Bangun tidur harus beresin tempat tidur, bangun tidur kemudian tepat pada waktunya, kemudian beribadah sesuai agama masing-masing, setelah itu makan pagi bersama, olahraga pagi bersama, kemudian setelah itu pelatihan bersama," tutur Rima.
(knv/azh)