Bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan merespons soal Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur zonasi yang menimbulkan polemik. Menurutnya, sumber masalah sistem zonasi adalah daya tampung tiap tingkatan pendidikan yang masih kurang.
"Masalahnya adalah bangku yang tidak cukup, selama bangku SD tidak sama dengan bangku kelas 1 SMP, 1 SMA pasti muncul problem tidak cukup tempat," kata Anies pada acara 'Desak Anies', di Pos Bloc, Jakarta, Selasa (15/8/2023).
"Dan itu muncul tiap tahun ajaran. Jadi selama bentuk bangku itu kaya piramida, yang dasar banyak, makin tinggi makin sedikit bangkunya maka situasi zonasi akan terus terjadi," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, Anies mengatakan bahwa sistem zonasi merupakan gejala dari permasalahan yang ada. Sedangkan solusi dari masalah itu adalah memberikan bangku pendidikan yang cukup mulai dari tingkat SD sampai SMA.
"Solusinya bukan hanya otak atik gejalanya, siapkan solusinya, siapkan bangku sekolah yang cukup mulai yang masuk SD bisa tuntas sampai SMA," tuturnya.
Jokowi Pertimbangkan Hapus Sistem Zonasi
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui tengah mempertimbangkan untuk menghapus penerimaan peserta didik baru (PPDB) sistem zonasi. Jokowi mengatakan kebijakan itu akan dikaji kembali secara mendalam.
"Dipertimbangkan," kata Jokowi di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Kamis (10/8).
Jokowi mengatakan akan mengecek terlebih dulu baik dan buruk kebijakan PPDB sistem zonasi.
"Akan dicek secara mendalam dulu plus minusnya," ujarnya.
(dek/dek)