Densus 88 Antiteror Polri mengungkap DE, karyawan PT KAI yang ditangkap di Bekasi aktif menyebarkan propaganda seruan untuk jihad melalui media sosial. DE menyebarkan seruan tersebut secara private dengan menggunakan timer.
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar, mengatakan DE ghiroh DE untuk melakukan amaliyah semakin tinggi setelah berbaiat kepada amir ISIS pada 2014.
"Tiga minggu ke belakang puncaknya yang bersangkutan terlihat ghirohnya semakin tinggi dengan menyebarkan ajakan atau imbauan untuk amaliyah atau aksi terorisme, sehingga pesan-pesan itu disebarkan secara private menggunakan timer," kata Aswin dalam jumpa pers di Mabes Polri.
"Seingga ketika sampai di penerima itu dibuka, diterima dan langsung hilang dari jaringan," lanjut Aswin.
Aswin menambahkan pihaknya saat ini masih melakukan pendalaman terhadap DE. Termasuk, mendalami siapa saja penerima pesan tersebut.
"Ini sedang kita dalami postingan-postingan atau private message itu dikirim ke siapa saja," tuturnya.
Berbaiat ke ISIS
DE disebut telah mengunggah poster baiat kepada pemimpin ISIS, Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi. Poster itu ditulis dalam bahasa Indonesia dan Arab.
"DE mengirimkan sebuah postingan Facebook berupa poster digital berisikan teks pembaruan baiat dalam bentuk bahasa arab dan bahasa Indonesia kepada pemimpin Islamic State, yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi," katanya.
DE juga diduga terlibat dalam penggalangan dana. Dia diduga merupakan admin dan pembuat beberapa kanal Telegram Arsip Film Dokumenter dan Breaking News yang merupakan kanal update teror global yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Sebelumnya, Densus 88 menangkap satu terduga teroris di Bekasi. Disebutkan bahwa terduga teroris merupakan karyawan KAI.
Belasan senjata api pabrikan dan rakitan disita dari rumah DE. Densus juga menyita ribuan butir amunisi di rumah DE di Bekasi.
Respons KAI
Sebelumnya EVP of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan pihaknya siap bekerja sama dengan Polri untuk mengusut tuntas kasus ini. Agus mengatakan manajemen KAI akan menindak secara tegas karyawannya jika terbukti terlibat dalam kasus terorisme.
"Kami siap bekerja sama dengan pihak berwenang terkait isu tersebut," kata Agus dalam keterangan tertulis.
"KAI berkomitmen untuk turut memberantas kejahatan terorisme di lingkungan perusahaan dengan terus mengingatkan seluruh jajaran mengenai integritas dan nasionalisme, serta melakukan peningkatan pengawasan oleh fungsi terkait," kata Agus.
(mea/dhn)