5 Fakta Lara Siswi SMK Anggota Paskibra di Klaten Meninggal Usai Latihan

5 Fakta Lara Siswi SMK Anggota Paskibra di Klaten Meninggal Usai Latihan

Tim detikcom - detikNews
Senin, 14 Agu 2023 14:38 WIB
Pemberitahuan dari SMK N 2 Gedangsari terkait salah satu muridnya yang merupakan anggota paskibra Gedangsari meninggal. Foto diunggah Kamis (10/8/2023).
TA, anggota Paskibra asal Klaten meninggal usai latihan. (Foto: Dok. Istimewa)
Jakarta -

Kasus seorang anggota pasukan pengibar bendera (paskibra) di Klaten meninggal dunia usai latihan berbuntut panjang. Siswi SMK berinisial TA (16) itu meninggal setelah sempat mengalami kejang dan dibawa ke Puskesmas Bayat.

TA merupakan siswi SMK di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). TA awalnya sempat mengalami kesakitan atau kejang usai latihan paskibra lalu dibawa ke Puskesmas Bayat. Namun TA tak sempat mendapat pertolongan hingga akhirnya meninggal.

Usai peristiwa tersebut, warga Desa Bogem, Kecamatan Bayat, Klaten, berbondong-bondong mendatangi Puskesmas Bayat. Warga kecewa lantaran penanganan pihak Puskesmas terhadap TA yang dinilai lambat hingga TA meninggal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Kronologi Paskibra di Klaten Meninggal

Dilansir detikJateng, Senin (14/8/2023), TA meninggal pada Rabu, 9 Agustus 2023. Paman TA, Giyanto, mengatakan TA sejak pagi tidak ikut kegiatan belajar dan hanya mengikuti latihan paskibra hingga sore hari.

"Ikut kegiatan paskibra sampai sore. Pulang dari sekolah sekitar jam 16.00 WIB," kata paman TA, Giyanto.

ADVERTISEMENT

Setelah latihan, TA sempat mengantar temannya. Sesampai di rumah pukul 17.00 WIB, TA beraktivitas biasa di rumahnya. Hingga akhirnya TA mengeluh pegal dan minta dipijat ayahnya. TA kemudian pingsan.

"Sehabis pulang, jam 17.00 WIB beraktivitas biasa di rumah, bercanda dengan ayah ibunya. Habis magrib bercanda dengan keluarga di depan televisi tapi kaki merasa pegal minta dipijat," jelas Giyanto.

Sang ayah pun membawa TA ke Puskesmas Bayat. Perjalanan dari rumahnya ke Puskesmas Bayat hanya membutuhkan waktu 5 menit.

Namun, ketika sampai puskesmas, TA dinyatakan meninggal dunia. "Sampai sana dicek tapi dinyatakan meninggal," ungkap Giyanto.

Warga datangi Puskesmas Bayat Klaten.Warga datangi Puskesmas Bayat Klaten setelah meninggalnya TA (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)

2. Puskesmas Bayat Digeruduk Warga

Puskesmas Bayat digeruduk oleh warga usai TA meninggal di Puskesmas tersebut. Para warga yang mendatangi Puskesmas Bayat untuk mempertanyakan penanganan pihak puskesmas terhadap TA.

"Kita banyak sekali menerima keluhan dari masyarakat Bayat, Puskesmas Bayat itu sering gampangke (meremehkan). Ketika kita kirim pasien sering tidak ada dokter, ketika ada pasien perlu dirujuk bilang tidak ada sopir," kata Ripto, warga Desa Paseban saat audiensi.

Ripto menyoroti realisasi pelayanan yang tertulis 24 jam. Namun faktanya, siswi SMK di Kabupaten Gunungkidul itu meninggal usai tidak tertangani.

"Banyak sekali keluhan masyarakat, bahkan ratusan kali. Yang kami tanyakan puskesmas sudah pasang plakat 24 jam mestinya petugas harus stand by, jangan cuma tulisan," tuturnya.

3. Puskesmas Mengaku Sudah Tangani

Kepala Puskesmas dokter Wahyu Ciptadi menyebut pihaknya sudah memberikan penanganan terhadap TA. Namun kondisi anggota Paskibra asal Klaten itu disebut sudah terlanjur kritis hingga tidak tertolong lagi.

"Kasus kemarin, tidak ada lima menit datang itu sudah ditangani anak-anak, sudah dipasang (alat) dan sudah positif (meninggal), riwayatnya dari rumah sudah biru, sudah berbusa. Biasanya itu jantung tapi perlu pemeriksaan lebih lanjut," jelasnya.

Dia juga menjelaskan kondisi staf Puskesmas Bayat yang kekurangan sopir ambulans. Dia menyebut pihaknya memiliki tiga ambulans yang siaga, namun minim sopir karena sedang opname.

"Kita punya perawat sebenarnya juga kita fungsikan driver, ndilalah kemarin opname. Perawat yang jaga kemarin ndilalah juga tidak ada yang bisa nyetir," lanjutnya.

"Kalau mobil cukup, cuma driver yang belum. Tidak (dokter tidak 24 jam), biasanya kami call jika ada yang mendesak," sambung Wahyu

Simak juga 'Saat Kisah Bunga, Wakil Babel Paskibraka Nasional yang Jual Kue Tanpa Gengsi':

[Gambas:Video 20detik]



4. Bupati Klaten Bakal Evaluasi Puskesmas

Bupati Klaten Sri Mulyani turut berkomentar terkait meninggalnya siswi SMK anggota Paskibra asal Klaten itu. Sri menuturkan akan melakukan evaluasi pelayanan Puskesmas tersebut.

"Saya selaku Bupati Klaten ikut prihatin, ikut berduka cita, semoga anggota paskibra yang seda (meninggal) husnulkhatimah. Tentunya ini menjadi bahan evaluasi saya," katanya kepada wartawan usai pengajian haji di Grha Bung Karno, Jumat (11/8/2023).

Sri Mulyani menyebut dengan adanya kejadian tersebut dirinya akan segera menggelar rapat koordinasi dengan membahas kondisi semua puskesmas di Klaten.

"Segera saya rapatkan kondisi di wilayah, kondisi di puskesmas rawat inap ini seperti apa. Kok hampir sama dengan kasus yang dulu (di Gantiwarno), ini akan menjadi evaluasi saya," ujarnya.

Dalam waktu dekat, dia bersama Sekretaris Daerah (Sekda) akan mengumpulkan semua kepala puskesmas dan jajarannya. Menurutnya, puskesmas yang membuka layanan rawat inap, harus memiliki sumber daya manusia (SDM) yang lengkap.

"Jika sudah menjadi puskesmas rawat inap SDM harus lengkap. Termasuk sarana dan prasarana, sarana tingkat puskesmas lho ya," jelas Sri Mulyani.

Lebih lanjut ia mengatakan, mestinya SDM yang dimiliki puskesmas untuk hal krusial harus siaga 24 jam. Apalagi puskesmas menjadi fasilitas kesehatan terdekat bagi masyarakat.

5. Paskibra Gedangsari Gunungkidul Tak Diganti

Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul, tidak akan mencari pengganti TA, paskibra yang meninggal usai latihan itu. Lantaran satu anggota paskibra yang meninggal dunia itu tidak digantikan karena waktunya sudah mepet dan pekan depan sudah gladi bersih.

Panewu (Camat) Gedangsari Eko Krisdiyanto menjelaskan, para anggota paskibra Kapanewon Gedangsari saat ini tetap latihan seperti biasa. Menurutnya, kehilangan satu anggota itu tidak akan memengaruhi proses latihan paskibra.

"Untuk kekurangan satu anggota paskibra karena meninggal dunia sepertinya tidak diganti. Waktunya sudah mepet dan awal pekan depan sudah gladi," kata Eko saat dihubungi wartawan, Jumat (11/8/2023).

Lebih lanjut, Eko mengatakan saat ini belum ada koordinasi lebih lanjut dengan instruktur paskibra Gedangsari. Meski demikian, dia menyebut pihak Kapanewon Gedangsari telah membuat piagam penghargaan untuk TA sebagai anggota paskibra.

"Untuk almarhum tetap kita buatkan piagam dan nantinya akan diserahkan ke pihak keluarganya," ucapnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads