Kisah Sanjay dan Rama di Aceh

Kisah Sanjay dan Rama di Aceh

- detikNews
Senin, 02 Okt 2006 14:26 WIB
Bireun - Doa belum tuntas dipanjatkan jamaah salat tarawih di Masjid Agung Bireuen, Kabupaten Bireuen, Nanggroe Aceh Darussalaam, Jumat (29/9/2006). Seorang pengurus masjid melalui pengeras suara meminta jamaah tidak meninggalkan masjid.Dua acara akan digelar. Ketua MPR Hidayat Nur Wahid yang tengah berkunjung di Bireuen dalam rangkaian safari Ramadan mendadak didaulat berceramah. Yang tak kalah menarik, 2 warga Medan, Sumatera Utara, akan mengikrarkan diri untuk memeluk Islam di hadapan para jama'ah. Dua rangkaian acara ini secara tak disengaja hadir bersamaan.Adalah Rama (50) dan Sanjay (17), dua warga keturunan India yang akan mengikrarkan diri memeluk Islam. Suasana masjid berusia 200-an tahun ini mendadak penuh keharuan. Sejumlah jamaah tak kuasa menahan uraian air mata saat dua ayah-beranak itu mengucapkan kalimat syahadat, dilanjutkan dengan upacara pesijeuk (penghormatan) kecil-kecilan, dipimpin seorang ulama dayah (ulama lokal) di Bireuen.Ketertarikan keduanya untuk memeluk Islam sebenarnya sudah muncul sejak lama. Keduanya aktif mengikuti berbagai kegaiatan pengajian yang digelar di Medan. Ketertarikan ini kemudian diperkuat oleh mimpi Sanjay.Adalah Tengku Haji Muhammad Ishak, seorang ulama dayah di Bireuen, yang menguraikan kembali mimpi yang dialami Sanjay. Ishak menceritakan bahwa Sanjay bermimpi tengah berada di sebuah daerah yang diguncang gempa berkekuatan sangat dahsyat. Bangunan-bangunan di sekelilingnya hancur berkeping-keping. Tidak ada satu pun manusia yang selamat, kecuali orang-orang yang memeluk Islam dan berlarian ke masjid.Dari masjid, orang-orang berteriak memanggil Sanjay dan ayahnya, Rama. "Masuklah ke masjid. Hanya ajaran Islam yang benar," teriak orang-orang dari masjid kepada keduanya, seperti diceritakan Ishak kepada para jamaah.Namun Sanjay dan Rama tidak begitu saja masuk ke dalam masjid. Keduanya kemudian memohon kepada patung yang menjadi simbol agama yang mereka peluk sebelumnya. Patung itu pun akhirnya turut hancur dan tidak dapat berbuat apa-apa. Keduanya pun masuk ke dalam masjid dan selamatlah mereka. "Mereka ini sekarang dikejar-kejar oleh keluarganya karena niatan mereka masuk Islam," tandas Ishak.Setelah dinyatakan sah memeluk Islam, Ishak pun meminta sejumlah tokoh yang hadir malam itu untuk menuliskan sejumlah nama di secarik kertas. Nama yang dituliskan itu akan dipilih oleh keduanya secara acak untuk menjadi nama baru mereka.Dari kertas yang dipilih, Rama akhirnya memiliki nama baru menjadi Muhammad Ridha. Sementara Sanjay beruntung mendapatkan nama Muhammad Nafis. "Ridha ini artinya orang yang penuh ketulusan. Kalau Nafis ini orang yang bersih jiwanya," terang Ishak.Salah seorang kerabat keduanya yang bernama RK Abdullah kepada detikcom mengungkapkan jika Rama dan Sanjay sudah berada di Aceh selama satu bulan. Keduanya meninggalkan Medan karena keluarga mereka tidak menyetujui rencana untuk memeluk Islam."Mereka asalnya dari Binjai. Istrinya mudah-mudahan sebentar lagi menyusul. Tidak ada paksaan keduanya untuk masuk Islam," tandas RK Abdullah, yang telah memeluk Islam sejak 20 tahun silam. Nama RK sendiri adalah kepanjangan nama aslinya yaitu Raindrajit Kumar.Lantunan salawat nabi menggema dari dalam masjid tatkala upacara pensyahadatan itu usai. Ketua MPR dalam ceramahnya menyebutkan bahwa dirinya juga baru saja mengislamkan seorang perempuan asal Manado. Perempuan bernama Novi Novitasari ini, tambah Hidayat, telah mengkaji berbagai ajaran agama. "Sampai akhirnya dia berkesimpulan bahwa ajaran Islamlah yang benar. Tidak ada paksaan yang membuat Novi memeluk Islam. Dan kalian, Sanjay dan Rama, tidak sendiri. Ada Novi dan banyak umat manusia lain yang tertarik dengan keagungan dan kebaikan dalam ajaran Islam," urai Hidayat dalam ceramahnya. (fjr/asy)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads