6 Fakta dan Upaya Penanganan Polusi Udara Jakarta

6 Fakta dan Upaya Penanganan Polusi Udara Jakarta

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 12 Agu 2023 07:17 WIB
Suasana gedung-gedung bertingkat yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Kamis (27/7/2023).
Potret kondisi polusi di wilayah Jakarta cukup parah. (Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta -

Polusi udara masih menjadi persoalan di Jakarta. Lantas apa saja penyebab dan penanganan yang akan dilakukan Pemprov DKI Jakarta?

Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberikan penjelasan penyebab terjadinya polusi udara di Jakarta. Salah satunya terkait emisi hingga faktor musim kemarau.

Dirangkum detikcom, berikut beberapa penyebab dan upaya penanganan polusi udara yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pencemaran Udara Meningkat Sejak Juni

Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK Sigit Reliantoro menjelaskan penyebab polusi udara di Jakarta. Sigit mengatakan pencemaran udara Jakarta meningkat sejak Juni karena dipengaruhi angin dari wilayah timur.

"Jadi kalau dari segi siklus memang bulan Juni, Juli, Agustus itu selalu terjadi peningkatan pencemaran di Jakarta karena dipengaruhi oleh udara dari timur yang kering," kata Sigit di Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Kebon Nanas, Jakarta Timur, Jumat (11/8/2023).

ADVERTISEMENT

Emisi Transportasi Paling Tinggi

Sigit lantas membeberkan sumber emisi yang memicu polusi udara Jakarta. Dia mengatakan sektor transportasi menyumbang emisi terbesar, yakni 44 persen.

"Jadi kalau dari segi bahan bakar yang digunakan di DKI Jakarta itu bahan bakar itu adalah sumber emisi, itu adalah dari batu bara 0,42%, dari minyak itu 49%, dan dari gas itu 51%. Kalau dilihat dari sektor-sektornya maka transportasi itu 44%, industri 31% industri energi, manufaktur 10%, perumahan 14% dan komersial 1%. Ini lebih didetailkan lagi oleh kajian tersebut bahwa kalau SO2 (sulfur) memang berasal dari PLTU, manufacturing. Jadi manufacturing, pembangkit tenaga listrik dari industri manufacturing 61,96%. Kalau yang lainnya NoX, Co PM 10, PM 2,5, black carbon, kemudian organic carbon itu sebagian besar disebabkan oleh kendaraan bermotor," ujarnya.

Dia mengatakan peluang terbesar untuk memperbaiki kualitas udara di Jakarta harus dilakukan di sektor transportasi. Dia mengatakan hal itu berasal dari masukan dan saran guru besar ITB, Prof Puji Lestari.

"Kalau dilihat di chart terlihat bahwa peluang terbesar untuk memperbaiki kualitas udara itu adalah kalau kita menyentuh dari sektor transportasi baru kemudian dari reliable energi atau alat pengendali pencemaran di industri. Sisanya ini tidak terlalu signifikan di DKI itu dari pengendalian peternakan, kemudian mencegah pembakaran sampah langsung, kemudian mengganti kayu dan minyak dengan gas untuk kompor kompor listrik," ujarnya.

Simak halaman selanjutnya

Simak Video: Polusi Udara Bikin Kulit Rawan Bermasalah, Perlukah Sering Cuci Muka?

[Gambas:Video 20detik]



Fenomena Lapisan Inversi

Sementara itu, BMKG turut memaparkan sejumlah penyebab polusi udara terjadi di Jakarta. Faktor pertama ialah musim kemarau yang sedang berlangsung.

"Kecenderungannya biasanya pada saat musim kemarau kualitas udara cenderung naik dan seperti yang kita lihat sekarang," kata Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (11/8/2023).

Dia mengatakan kondisi polusi udara disebabkan musim kemarau juga terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, buruknya kondisi udara di Jakarta juga karena adanya fenomena lapisan inversi.

"Fenomena lain yang menarik, karena kita ada di wilayah urban, saat ini musim kemarau, ada fenomena yang namanya lapisan inversi, ketika pagi di bawah itu cenderung lebih dingin di permukaan dibanding di atas. Sehingga itu mencegah udara untuk naik dan terdisversi," ujar dia.

Ardhasena mengatakan lapisan inversi ini dapat terlihat karena adanya perbedaan penampakan keruhnya lapisan udara.

"Itu juga penjelasan mengapa di Jakarta itu kelihatan keruhnya di bawah dibandingkan di atas. Karena setting perkotaan di mana kita semua hidup bersama," tuturnya.

Selain itu, satu faktor lain yang menyebabkan polusi udara di Jakarta karena siklus harian.

DKI Akan Terbitkan Pergub Pengendalian Pencemaran Udara

Pemprov DKI Jakarta sedang menyusun kebijakan mengenai pengendalian pencemaran udara di wilayah Jakarta. Kebijakan yang dikeluarkan nantinya berbentuk Peraturan Gubernur (Pergub).

"Pemprov DKI dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup DKI sudah menyusun berbagai macam regulasi yang sudah ada Instruksi Gubernur 66 tentang pengendalian pencemaran udara, dan ke depannya kami juga sedang menyusun untuk pengendalian dalam bentuk Pergub, dalam waktu dekat akan ditandatangani Pak Gubernur yaitu Pergub saat ini pengendalian pencemaran udara," ujar Kadis Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto.

Asep memaparkan akan ada tiga strategi untuk mengendalikan masalah pencemaran udara yaitu membuat kebijakan, melakukan uji emisi, hingga upaya penerapan operasi uji emisi.

Simak halaman selanjutnya

Targetkan Pengadaan 100 Bus Listrik

Pemrov DKI juga menargetkan pengadaan 100 unit bus listrik tahun ini. Seratus unit bus itu akan dioperasikan oleh PT TransJakarta.

"Target kami tahun ini ada 100 unit bus listrik yang akan dioperasionalkan oleh PT TransJakarta sebagai upaya untuk mendorong elektrifikasi di layanan angkutan umum," ujar Kadishub DKI Jakarta Syafrin Liputo di Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Kebon Nanas, Jakarta Timur, Jumat (11/8/2023).

Syafrin berharap masyarakat yang sehari-hari masih menggunakan kendaraan pribadi bersedia beralih bus listrik. Menurutnya, perlu langkah dan kesadaran bersama agar masyarakat dapat beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.

Syafrin mengatakan bagi yang tetap memilih kendaraan pribadi, Pemprov DKI mendorong peralihan kendaraan-kendaraan konvensional ke kendaraan listrik. Untuk itu, lanjut Syafrin, Pemprov DKI Jakarta pun telah menerapkan biaya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) nol persen.

Warga Diimbau Gunakan Masker

Adanya persoalan polusi udara ini, Dinas Kesehatan DKI Jakarta pun mengimbau warga untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.

"Untuk antisipasi sebaiknya kalau seandainya kita keluar dari ruangan tertutup menuju ruangan terbuka sebaiknya menggunakan masker," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama kepada wartawan, Jumat (11/8/2023).

Ngabila mengatakan polusi udara memang dapat menyebabkan sejumlah penyakit. Dia mengatakan biasanya penyakit tersebut cenderung ke penyakit tidak menular.

"Dampak polusi udara biasanya lebih banyak ke penyakit kronis ataupun penyakit tidak menular seperti radang paru, PPOK, asma dan penyakit sirkulasi darah seperti hipertensi dan jantung," jelasnya.

Selain itu, Ngabila juga menjelaskan data infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Dia mengatakan ISPA biasanya dipicu perubahan cuaca.

Halaman 4 dari 3
(dwia/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads