2 Warga Tewas Agustusan Lalu, Balap Karung di Tasik Kini Diimbau Pakai Helm

Faizal Amiruddin - detikNews
Kamis, 10 Agu 2023 16:19 WIB
Lokasi balap karung yang menewaskan ibu muda di Tasikmalaya. (Faizal Amiruddin/detikJabar)
Jakarta -

Panitia perayaan perlombaan HUT RI di Tasikmalaya diimbau untuk memperhatikan unsur-unsur keselamatan peserta saat menghelat pertandingan. Hal ini berkaitan dengan pengalaman buruk yang terjadi di Kota Tasikmalaya pada 2022, ketika dua warga meninggal dunia saat lomba 17 Agustusan.

Dilansir detikJabar, pada peringatan Agustusan tahun 2022, di Kota Tasikmalaya terdapat dua insiden tragis.

Yang pertama menimpa Rini (29), warga Kampung Gunung Bubut RT 02 RW 04, Kelurahan Cipawitra, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Rabu (17/8/2022) siang.

Rini meninggal dunia setelah jatuh tersungkur saat mengikuti lomba balap karung. Ibu yang baru 2 bulan melahirkan itu rupanya memiliki riwayat penyakit hipertensi. Saat terjatuh, kepala Rini terbentur aspal. Dia langsung tak sadarkan diri dan akhirnya meninggal dunia.

Insiden kedua menimpa Rodi Rohaedi (70) yang meninggal dunia saat berkaraoke di atas panggung Agustusan, Kampung Cintamanah, Kelurahan Singkup, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, Rabu (17/8/2022) malam.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tasikmalaya Deddy Mulyana mengimbau agar kejadian memilukan saat perayaan Agustusan tahun 2022 menjadi pelajaran bagi masyarakat, terutama panitia perayaan hari kemerdekaan.

"Penyelenggaraan oltrad (olahraga tradisional) sering menjadi pilihan untuk memeriahkan hari kemerdekaan. Memang ada beberapa Oltrad yang dapat dikatakan rawan kecelakaan atau berisiko tinggi," kata Deddy, Kamis (10/8/2023).

Dia menjelaskan, kegiatan balap karung dan panjat pinang menjadi dua contoh perlombaan yang dianggap rawan kecelakaan sehingga diperlukan kecermatan panitia penyelenggara.

"Poin pentingnya cermat dalam mengantisipasi potensi kecelakaan. Baik itu menyangkut kondisi sarana prasarana maupun kondisi pesertanya. Jika memang tidak memungkinkan, lebih baik cari pilihan oltrad lain yang sekiranya lebih aman namun tetap seru," kata Deddy.

Deddy mencontohkan lomba balap karung yang dihelat di lintasan jalan aspal atau beton memiliki risiko tinggi. Posisi kaki melompat sambil terbungkus karung dan tangan yang memegang ujung karung dinilai rawan mengalami luka serius ketika terjatuh sehingga lebih baik dihelat di tanah lapang dan pesertanya diwajibkan mengenakan pelindung kepala atau helm.

"Jika memang tak memungkinkan, balap karung bisa dimodifikasi dengan balap jalan bebek (jalan jongkok) sambil mengenakan karung, dengan begitu risiko bisa ditekan, namun kegiatan tetap meriah," kata Deddy.

Baca berita selengkapnya di sini.




(rdp/idh)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork