Monumen Pancasila Sakti Kesepian

Monumen Pancasila Sakti Kesepian

- detikNews
Minggu, 01 Okt 2006 13:48 WIB
Jakarta - Karpet tebal warna merah yang membentang dari podium upacara ke ke Monumen Tujuh Pahlawan Revolusi, tahun ini kembali nganggur. Kepala negara tidak menyinggahinya seusai memimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila.Sebagai gantinya, setelah sejenak berbincang dengan keluarga Tujuh Pahlawan Revolusi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ny. Ani Yudhoyono 'nonton' paduan suara lagu-lagu perjuangan yang dibawakan siswa-siswi sekolah menengah."Yang penting Presiden bersilahturahmi dengan keluarga (Tujuh Pahlawan Revolusi), dan upacara berlangsung khidmat. Tahun lalu juga begini," kata Jubir Kepresidenan Andi Mallarangeng, Minggu (1/10/2006).Hal tersebut disampaikannya menjawab pertanyaan wartawan yang mencegatnya usai mengikuti upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur.Tidak adanya lagi sesi kunjungan ke monumen dan museum peristiwa G30S/PKI, telah berlangsung sejak era pemerintahan Presiden Megawati Sukarnoputri. Ini merupakan bentuk protes terhadap wacana dikait-kaitkannya sang ayah - Presiden Sukarno - sebagai dalang sejarah kelam tersebut.Berkeliling kompleks Monumen Pancasila Sakti usai upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila, dimulai pada pemerintahan Suharto. Dua penerusnya, Presiden BJ Habibie dan Presiden Abdurachman Wahid tetap melaksanakankonvensi tersebut.Mungkin karena alasan ingin menghormati konvensi baru yang dimulai Megawati, maka Presiden SBY pun tidak berkeliling kompleks monumen. Terlebih pro-kontra tentang sejarah pemberontakan PKI dan apa yang sebenarnya terjadi pada 1965-1966 masih belum menemui titik temu.Meski ini adalah kali ke dua Presiden SBY melakukannya, tidak urung perubahan ini menimbulkan sebagian peserta upacara bertanya-tanya. Salah satu di antaranya adalah Wakil Ketua MPR Soetardjo Soerjogoeritno."Saya nggak tahu apa makna perubahan ini. Biasanya kita ninjau lihat-lihat museum dan sumur penyiksaan. Ini karena Beliau (SBY) pulang, ya kita semua (peserta upacara) ikut pulang," ujarnya.Sejumlah anggota keluarga Tujuh Pahlawan Revolusi yang ditemui detikcom secara terpisah, memberi jawaban seragam. Mereka pada intinya tidak mempermasalahkan perubahan tersebut. Sebab yang paling penting adalah tetap terjalinnya komunikasi dan silahturahmi pemerintah dengan mereka.Akhirnya dari seluruh peserta upacara, hanya keluarga Tujuh Pahlawan Revolusi yang berkeliling kompleks Monumen Pancasila Sakti dengan khidmat. Terlebih ketika mereka berkeliling di lubang penyiksaan."Bagi kami ini ziarah," kata Chaterine Pandjaitan -putri sulung Jendral (Anumerta) DI Pandjaitan.Selebihnya pengunjung saksi bisu sejarah itu adalah para warga setempat, anak-anak berseragam sekolah, anggota Paskibraka dan paduan suara. Layaknya sedang piknik, sesi foto bersama menjadi menu utama. 'Tujuh Pahlawan Revolusi' yang dijadikan latar belakang, menyaksikannya dalam beku. (lh/asy)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads