Delapan buku pelajaran MTs di Sampang, Jawa Timur, diduga berisi ajaran menyimpang. Ini nama-nama buku yang dianggap menyimpang.
"Berdasarkan catatan kami, ada lebih dari 50 pokok bahasan pada 8 buku pelajaran MTs yang kami anggap tidak sesuai tuntunan," ujar Ketua MLK IAI Nata Sampang, Mokaffi, dilansir detikJatim, Senin (7/8/2023).
Temuan ini disampaikan Media Literasi Kampus Institut Agama Islam Nazhatut Thullab (MLK IAI Nata) Sampang. Berikut ini buku pelajaran agama untuk siswa MTs dan buku pelajaran agama untuk siswa SMA/MA/SMK/MAK kelas XII yang dinilai menyimpang:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, SMA/MA/SMK/MAK kelas XII, penerbit Kemendikbud RI, tahun 2018, penulis HA. Sholeh Dimyathi dan Faisal AGhozali.
2. Buku Pendidik3an Agama Islam dan Budi Pekerti, SMA/MA/SMK/MAK kelas XI, penerbit Kemendikbud RI, tahun 2017, penulis Mustahdi dan Mustakim.
3. Fiqih MTs kelas VII, penerbit Kemenag RI, 2020, penulis Mashuri.
4. Akidah Akhlak, MA kelas XII, penerbit Kemenag RI, 2020, penulis A Yusuf Alfi Shahr.
5. Ayo Memahami Fiqih untuk kelas VII jilid 1, penerbit Erlanggga 2019, penulis H Jamhari dan H. Tasimin.
6. Ayo Memahami Fiqih untuk kelas VIII jilid 2, penerbit Erlanggga 2019, penulis H Jamhari dan H Tasimin.
7. Aqidah dan Akhlak untuk MTs kelas VII, penerbit Erlanggga 2019, penulis Abdul Bokhim dan untuk 'alimah.
8. Fiqih 1 untuk kelas VII MTs, penerbit PT Tiga Serangkai, 2019, penulis Harun Suyanto.
Mukoffi menilai 50 materi pelajaran yang ada di buku-buku itu menyimpang. Salah satunya menyebutkan rukun khutbah Jumat yang diwajibkan adalah syahadat.
"Di antaranya materi yang menyebutkan rukun khutbah Jumat yang diwajibkan adalah syahadat, padahal tidak satu pun pendapat menyebutkan syahadat adalah rukun khutbah Jumat," katanya.
Mokaffi menjelaskan, ada pendapat yang menyebut syahadat merupakan rukun khutbah Jumat. Namun, dalam ajaran 4 imam besar yang dipakai di Indonesia, syahadat bukan lah rukun khutbah Jumat.
Simak lengkapnya di sini.
(zap/idh)