El Nino 2023 di Indonesia Berapa Lama? Simak Penjelasan BMKG

El Nino 2023 di Indonesia Berapa Lama? Simak Penjelasan BMKG

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 02 Agu 2023 12:11 WIB
Ilustrasi kekeringan
Ilustrasi kekeringan (Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
Jakarta -

El Nino di Indonesia berapa lama? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan imbauan agar waspada terhadap El Nino di Indonesia. Fenomena El Nino ini berpotensi menimbulkan kekeringan di sejumlah wilayah.

Apa yang dimaksud dengan El Nino? Kapan puncak terjadinya El Nino? Simak penjelasannya berikut ini.

Pengertian El Nino

Dilansir situs resmi BMKG, El Nino-Southern Oscillation (ENSO) adalah anomali pada suhu permukaan laut di Samudera Pasifik di pantai barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya. Istilah El Nino berasal dari bahasa Spanyol yang artinya "anak laki-laki".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

El Nino awalnya digunakan untuk menandai kondisi arus laut hangat tahunan yang mengalir ke arah selatan di sepanjang pesisir Peru dan Ekuador saat menjelang natal. Kondisi yang muncul berabad-abad lalu ini dinamai oleh para nelayan Peru sebagai El Nino de Navidad yang disamakan dengan nama Kristus yang baru lahir.

Menghangatnya perairan di wilayah Amerika Selatan ternyata berkaitan dengan anomali pemanasan lautan yang lebih luas di Samudera Pasifik bagian timur, bahkan dapat mencapai garis batas penanggalan internasional di Pasifik tengah. El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur.

ADVERTISEMENT

Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. El Nino dapat memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.

Ilustrasi kekeringanIlustrasi kekeringan (Foto: Getty Images/China Photos)

El Nino di Indonesia Berapa Lama?

Berdasarkan kajian ilmiah BMKG, El Nino umumnya berdampak pada berkurangnya curah hujan di Indonesia. Dampak El Nino tergantung pada intensitas El Nino, durasi El Nino, dan musim yang sedang berlangsung.

Dampak El Nino di Indonesia umumnya terasa kuat pada musim kemarau, yaitu pada bulan-bulan Juli - Agustus - September - Oktober. Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan kewaspadaan pada bulan-bulan tersebut. Terlebih lagi, ada banyak wilayah di Indonesia yang akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan-bulan tersebut.

Sementara itu, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Fachri Radjab menyebut puncak musim kemarau sebagai dampak dari El Nino akan terjadi di bulan Agustus dan September. Namun, periode itu tidak sama di seluruh wilayah Indonesia.

"Kita perkirakan di bulan Agustus ini dan September, kalau dulu kita waktu sekolah sering tahunya kalau bulan ber-ber itu udah bulan hujan dan dari sisi spasialnya tidak sama seluruh wilayah Indonesia. Contoh di Maluku dan juga di beberapa sebagian Papua itu belum masuk musim kemarau. Dan memang lazimnya seperti itu," katanya, Senin (31/7/2023).

Wilayah yang Berpotensi Terdampak El Nino

Berdasarkan prediksi curah hujan bulanan BMKG, beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami curah hujan bulanan dengan kategori rendah (0 - 100 mm/bulan), akibat El Nino. Hal itu terjadi utamanya pada bulan Agustus - September - Oktober. Daerah-daerah itu meliputi:

  • Sumatera bagian tengah hingga selatan
  • Pulau Jawa
  • Bali hingga Nusa Tenggara
  • Kalimantan bagian selatan
  • Sebagian besar Sulawesi
  • Sebagian Maluku Utara
  • Sebagian Maluku
  • Papua bagian selatan.

Baca berita di halaman selanjutnya.

Tonton juga Video: Waspada! Pertanian Jadi Sektor Paling Terdampak Perubahan Iklim

[Gambas:Video 20detik]

Modifikasi Cuaca untuk Cegah Kekeringan

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan BNPB bersama beberapa kementerian dan lembaga terkait melakukan sejumlah antisipasi untuk menghadapi puncak kemarau yang lebih kering sebagai dampak dari El Nino, yang diprediksi terjadi pada Agustus dan September. Suharyanto menyebut pemerintah melakukan upaya modifikasi cuaca untuk menyetok air di danau hingga sumur.

"Terkait dengan kekeringan itu sendiri BNPB dengan beberapa kementerian terkait, termasuk Badan Pangan Nasional, BMKG, Kementerian Sosial, PUPR, dan semua yang terlibat di dalamnya ini sekarang fokus agar apabila nanti bulan Agustus dan September yang diperkirakan puncaknya El Nino ini masyarakat tidak mengalami dampak yang terlalu berat," kata Suharyanto dalam dialog virtual 'Waspada Dampak El Nino', Senin (31/7/2023).

BNPB bekerja sama dengan BRIN hingga BMKG untuk melakukan modifikasi cuaca untuk mendatangkan hujan. Maka, menurut Suharyanto, air tersebut bisa ditampung di danau hingga embung.

"Tentu saja langkah mitigasinya adalah memastikan ketersediaan air. Caranya adalah mumpung sekarang ini masih bisa mendatangkan hujan, maka BNPB bekerja sama dengan BMKG, dengan BRIN, dengan BRGM Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, ini bekerja sama menggelar operasi TMC atau teknologi modifikasi cuaca yaitu mendatangkan hujan untuk mengisi danau-danau, embung-embung, sungai-sungai, sumur," tutur dia.

Halaman 2 dari 2
(kny/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads