Komisi X DPR Dorong Evaluasi Total PPDB Sistem Zonasi: Ada Tipikor!

Komisi X DPR Dorong Evaluasi Total PPDB Sistem Zonasi: Ada Tipikor!

Matius Alfons Hutajulu - detikNews
Selasa, 01 Agu 2023 12:01 WIB
Wakil Ketua Komisi X Abdul Fikri Faqih
Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih (dok.Humas PKS)
Jakarta -

Wakil Ketua Komisi X DPR dari Fraksi PKS Abdul Fikri Faqih mengkritik keras terkait polemik sistem zonasi penerimaan peserta didik baru atau PPDB. Fikri bahkan menemukan adanya praktik sogok-menyogok hingga jual-beli kursi berkaitan dengan sistem zonasi PPDB tersebut.

"Evaluasi total (zonasi PPDB), karena sampai ada tipikor (tindak pidana korupsi) di sini, ada sogok-menyogok demi memasukkan anaknya ke sekolah tertentu, jual beli surat pernyataan, jual beli kursi," kata Fikri dalam pernyataannya kepada wartawan, Selasa (1/8/2023).

Fikri mengatakan pemerintah daerah, selaku pelaksana utama PPDB, juga harus lebih bijak dalam menerima arahan dari pemerintah pusat. Ia mencontohkan proses PPDB pada salah satu wilayah di Yogyakarta yang juga berkisruh namun dapat dicegah agar tidak menciptakan kisruh yang lebih besar lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Daerah harus bisa mandiri, seperti yang di Yogyakarta itu, ada sebuah kearifan lokal yang disentuh. Mereka menerapkan zonasi namun menciptakan juga kebijakan sendiri yang sesuai dengan keadaan. Ketika keduanya disandingkan yang akhirnya menyelesaikan kisruh zonasi," ucap Fikri.

Lebih lanjut, Fikri mengatakan sebetulnya sistem zonasi PPDB ini bagus demi para siswa bisa sekolah di tempat terdekat. Namun, dia menyebut kebijakan ini jadi kacau lantaran belum meratanya pendidikan di semua sekolah di Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Zonasi ini menarik karena dengan adanya sistem ini, masyarakat tidak perlu sekolah di tempat yang jauh. Masyarakat jadi lebih hemat karena bisa meminimalisir biaya transportasi," ucap Fikri.

"Kita lihat masih banyak masyarakat yang berusaha untuk memperebutkan sekolah tertentu meskipun sudah diterapkan zonasi. Tandanya hingga saat ini, tidak ada progres untuk menciptakan jalan menuju penyetaraan pendidik di semua sekolah," lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama, Fikri menyinggung grand design pendidikan yang digawangi oleh Kemendikbud Ristek. Ia menduga masifnya karut-marut pelaksanaan PPDB disebabkan tidak jelasnya rencana pendidikan sebagai penentu arah kebijakan.

"Pendidikan dibangun dengan sistem yang jelas, untuk itu kita dorong mereka (Kemendikbud) agar bikin rencana yang pasti. Akhirnya mereka buat Peta Jalan Pendidikan 15 tahun, alih-alih grand design pendidikan yang semestinya berlaku 25 tahun (agar menjadi rencana yang berkelanjutan)," tutur Fikri.

(maa/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads