Wiranto Tanggapi Buku Habibie
Jumat, 29 Sep 2006 14:45 WIB
Jakarta - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Wiranto enggan mengomentari secara detil isi buku yang ditulis mantan Presiden Habibie. Dia menghormati Habibie. Habibie berhak menulis kebenaran dari kaca matanya sendiri.Dan yang terpenting, isi buku tersebut, kata Wiranto, sama sekali tidak menyinggung soal kudeta. Kudeta bukan tradisi Indonesia.Semula Wiranto yang baru saja melaksanakan salat Jumat sempat menutup pintu pagar ketika tahu ditongkrongin sejumlah wartawan.Namun beberapa saat, mantan capres Partai Golkar itu ke luar rumah dan menemui wartawan yang menunggunya. Berikut petikan wawancara Wiranto dengan sejumlah wartawan di rumahnya, Jalan Palem Kartika, No. 21, Bambu Apus, Jakarta, Jumat (29/9/2007).Bagaimana pendapat Bapak soal pro kontra buku Habibie?Tidak ada yang absolut, relatiflah. Benar bagi kita belum tentu benar bagi orang lain. Benar bagi orang lain belum tentu juga benar di mata hukum. Paling tidak kebenaran itu sudah mengacu kepada suatu konstitusi dan peraturan yang berlaku. Kalau kita lihat atau baca buku seseorang, biarlah dilihat dengan kebenarannya mereka. Barangkali punya kebenaran yang lain di lihat dari sisi yang berbeda.Kalau itu diterjemahkan, mana yang paling benar itu tidak ketemu. Saya dikasih tahu penulis buku kalau masalah itu masalah yang terjadi di awal reformasi. Buku saya, Bersaksi di Tengah Badai sudah saya tuliskan lengkap. Banyak yang bisa dijelaskan tentang apa yang saya yakini, apa yang saya alami yang saya jalani, dan saya saksikan selama proses reformasi berlangsung.Dengan terbitnya buku Habibie bagaimana sikap Bapak?Saya sudah katakan, saya kira saya menghormati Pak Habibie sebagai seorang pelaku dari proses reformasi yang berlangsung itu dan sudah menulis buku. Kita hormati bukunya itu. Kita lihat, kita baca, kita setuju silakan, tidak ya tidak apa-apa.Tapi kan masih banyak masyarakat yang bertanya-tanya tentang isi buku itu?Ya biar saja, tanya sana ke Pak Habibie jangan tanya ke orang lain. Saya sendiri katakan, kalau tanya ke saya silakan baca buku saya. Saya sudah jelaskan sama dengan Pak Habibie, katakanlah kejadian-kejadian penting perlu saya tuliskan, sudah saya tulis dari apa yang saya saksikan, saya lakukan, dan saya rasakan.Apakah dengan kontroversi buku Pak Habibie ada kelompok-kelompok tertentu yang ingin memanfaatkan momen ini? Saya tidak tahu, saya tidak mau suudzan (berburuk sangka), ini kan bulan puasa. Saya tidak berniat mencurigai seseorang, sudahlah kita beribadah dulu. Setelah puasa barangkali banyak waktu untuk kita berdiskusi. Jadi saya maaf tidak bisa terlalu panjang menjelaskan itu, yang penting Anda sudah tahu sikap saya.Bagaimana tentang isu kudeta yang disebutkan Habibie?Tidak ada dalam buku kata-kata kudeta. Silakan Anda simak dan baca lagi. Saya sudah baca. Tidak ada itu kudeta. Di republik ini, tidak akan pernah ada kudeta dan tidak akan pernah terjadi, baik yang menyangkut kesejahteraan maupun sistem yang berlaku di militer kita, ataupun doktrin dan prosedur yang berlaku di negara kita, tidak seperti di Thailand. Saya selalu mengatakan bahwa kudeta tidak pernah ada di republik ini, tidak pernah ada!Jadi buku Bapak sudah menjawab semua?Terserah, saya tidak menyatakan, mengklaim semuanya, terserah yang membaca. Kalau sudah cukup membaca, kalau sudah cukup menjawab, silakan, terima kasih. Kalau belum, ya nggak apa-apa. Jangan ini dijadikan permasalahan. Kita semua sudah menghadapi masalah yang sangat berat ke depan ini. Untuk apa kita terbelenggu masalah-masalah yang di belakang. Seharusnya itu dijadikan pengalaman dan pelajaran agar kita tidak mengulangi hal-hal yang tidak baik. Hal-hal yang baik kita lanjutkan, tapi jangan terbelenggu masalah itu. Ke depan kita banyak masalah, misalnya Lapindo, perekonomian nasional yang belum membaik, banyak orang miskin dan menganggur. Kenapa kita terjebak dalam masalah-masalah yang menghabiskan energi saja.Kalau boleh di-flash back, pengamanan tahun 1998 bagaimana Pak?Lihat saja buku saya.
(umi/asy)