Jimly akan Ikuti Jejak Habibie

Jimly akan Ikuti Jejak Habibie

- detikNews
Jumat, 29 Sep 2006 13:12 WIB
Jakarta - Buku BJ Habibie yang berjudul, "Detik-detik yang Menentukan," merangsang berbagai kalangan untuk mengkritisi bahkan mendukungnya. Setelah Prabowo Subianto berniat membuat buku tandingan, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie juga berniat membuat buku tentang transisi kepemimpinan."Itu kan sejarah. Akan saya buat nanti. Dia kan orang tua (Habibie). Kita harus hormati. Dia nulis, saya juga akan nulis," kata Jimly Asshiddiqie saat ditemui detikcom di kantor MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (29/9/2006).Sayangnya Jimly belum bersedia memberikan keterangan tentang apa saja yang akan ditulis. "Saya baru akan nulis," ujar singkat.Namun Jimly menegaskan bahwa dirinya tidak dalam posisi pro atau kontra terhadap buku tulisan BJ Habibie. "Setiap orang punya hak untuk menulis sesuai versinya masing-masing. Saya juga akan menulis menurut versi saya, tapi kalau saya sudah tidak di MK," tandas Jimly.Jimly adalah salah satu tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang pada saat itu menjadi pilar yang mendukung BJ Habibie. Jimly juga dikenal sebagai orang yang cukup dekat dengan Habibie. Jimly pernah menjabat sebagai staf ahli BJ Habibie saat menjadi wakil presiden.Dalam bukunya, Habibie menuliskan mengenai Prabowo yang sempat marah saat akan dicopot sebagai Pangkostrad. Bahkan, Prabowo sempat mengatakan kepadanya dengan kalimat kasar. "Anda ini presiden apa? Anda naif," begitu perkataan Prabowo kepada Habibie saat itu. Di dalam bukunya, Habibie juga tidak menyebut secara jelas bahwa Prabowo saat itu akan melakukan kudeta. Hanya saja, Habibie merasakan ancaman kudeta, apalagi sesuai informasi Panglima ABRI Jenderal Wiranto saat itu, Pangkostrad telah mengerahkan pasukannya ke kawasan kediamannya di Kuningan. Istri dan semua anaknya juga diminta Wiranto untuk dievakuasi ke Wisma Negara. Tidak ayal lagi, tulisan Habibie itu langsung dibantah oleh Prabowo Subianto. Dia menyatakan tidak berniat akan melakukan kudeta, apalagi saat itu komando pasukan Konstrad dan pasukan lainnya berada di tangan Pangdam Jaya. Pernyataan itu diperkuat oleh mantan Pangdam Jaya Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin. (san/asy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads